Selasa, 13 Agustus 2013

Lebaran & Peningkatan

Lagi-lagi w ngga merawat blog w yang notabenya masi seumuran jagung, masi bayi banget. Untung ini blog  bisa ngurus diri sendiri dan ngga mati hingga saat ini.
Haduuuuu… berkali-kali w nulisin hal yang isinya penyesalan tapi hasilnya???? *silahkan simpulkan sendiri.
Semoga aja ada orang yang mengunjungi blog w, biar ni blog ngga lumutan. Hahahahaha #miris
Lebaran usai. Eh, blom. Masih dalam suasana lebaran maksudnya.
“Minal aidin walfaidzin maaf lahir batin” buat semua pembaca, penggemar, orang nyasar dan semua kalangan yang ngga sengaja menemukan blog w ini. Hehehe
Mari berlebaran, semoga segala amalan kita diterima disisi-Nya,. Aaaammmiinnn..
Ngomong-ngomong soal lebaran, minggu ini 11 Agustus 2013 w dan adik w (Si Puja) berserta rekan-rekannya (Rizki, Maiza dan Bayu) berlebaran mengunjungi Kota Bukittinggi sekalian ngantar w untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari dan menghabiskan jatah THR dari sanak family. Pepatahnya Sekali menrangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”,.
Rencana awal, kita bakal berangkat pukul 6 pagi. Berhubung w masi ngantuk, cuaca mendayu dan menina bobokan w lagi setelah shalat subuh, akhirnya kita berangkat jam DELAPAN pagi. Hey, ngga sepenuhnya salah w. Mendung + hujan yang bikin keberangkatan kita di delay. Ok, NGGA SEPENUHNYA SALAH W.
Banyak hal yang terjadi sepanjang perjalanan, ada duit terbanag lah, si Bayu yang dabrak bamper mobil orabg lah,  topi jatoh, sampai nungguin rombongan yang ternyata malah melewati si penunggu,. Hadooow…
Fokus tulisan w bukan tentang ini, tapi tentang great wall sampah dan seorang bapak. Benar ketikan Bundo waktu itu. Yang bilang, kalau ternyata dingarai ada bnyak sampah plastiknya. Sekarang aja, di jembatannya malah ada tulisan “Orang Beriman ngga buang sampah sembarangan”,. Sayang, itu ngga mempan. Di depan ,mata, hidung, mulut, jidat dan kepala w sendiri seorang bapak membuang sampah  gelas plastic tempat air mineral kea rah ngarai… eeeemmmppp :/ Bayangkan saudara-saudara.!!! Ngga tau lah, apa memang tu bapak ngga beriman, atau beliau ngga baca tu tulisan.
Tapi ngga papa, toh ada uang kebersihan yang di pungut secara suka rela. Berarti telah ada pahlawan dengan jasa untuk membasmi sampah-sampah hasil kotoran manusia.
Terlepas dari itu semua, pada hari minggu itu kami jalan-jalan keliling Bukittinggi yang hingga hari ini pun macetnya ngga ketulungan, ada banyak penggunjung dan pasti susah banget buat nyari parkir kalau matahari sudah menampakkan diri. Rute perjalanan kami setiba di Bukittinggi : Kostan w > Greatwall > Ngarai > Greatwall lagi > Lobang Jepang > Pasar atas (Shopping). #intermezo
Mari balik lagi ke greatwall. Bapak yang w maksud pada tulisan yang bercetak miring dan tebal di atas bukan bapak yang membuang sampah sembarangan. Tapi, ni bapak adalah hero (*ternyata bukan) yang w kira dengan lapang dada mungutin botol-botol plastic bekas minuman orang-orang tak beriman. Meski w tau nantinya bakal beliau jual dan menghasilkan uang buat makan dan menghidupi keluarga. W kira beliau bakal mungut tanpa jasa, tapi ternyata???? Ngga masalah ni tempat jadi ladang uang bagi beliau. Tapi, kalau sekiranya orang-orang tak beriman itu berubah menjadi orang-orang beriman yang membuang sampah pada tempatnya. Pasti si bapak yang w anggap hero jadi-jadian ini ngga bakal kesusahan dan kehausan. Tinggal mungutin disatu temapt semua jadi beres. Tapi apa??? Akibat orang-orang tak beriman (maaf-slogannya bikin w ngejudge :D) ni bapak jadi susah ngumpulin botol-botol platik. Akhirnnya bercucuran keringat terkapar di salah satu anak tangga, duduk kelelahan dan kehausan.
Sayang beribu kali sayang, kebaikan seseorang langsung disalah artikan dan merubah perilaku ni bapak. Awalnya w simpati banget, kagum. Ya ampun, so sweet sekali ni bapak. Ngumpulin sampah plstik.
Eh, ada ibu-ibu yang mungkin karna simpati, empati dan murah hati akhirnya ngasih uang ke senilai Rp. 50.000,-. W sih awalnya biasa aja. Melanjutkan perjalanan hingga tangga terakhir, tangga kemenangan, tangga puncak, tangga yang bikin loe pade nyampe di Koto Gadang, tangga yang juga mengharuskan w balik lagi turun ke bawah supaya bisa pulang kerumah. Meski sebenarnya ngga harus turun tangga lagi untuk pulang. Tapi  motor yang tinggal mengharuskan kami kembali menuruni anak tangga.
Taukah Anda sekalian, w menuruni anak tangga dan menemukan bapak itu lagi. Masih sama, posisi istirahat, masih duduk juga, nyender ke dinding pembatas tangga juga. Yang istimewa adalah tambahan embel-embelnya. Setelah w tinggal beberapa menit tu bapak langsung memegang hal isitimewa ditangannya. Ya, sebuah botol platik air mineral gelas yang didalamnnya sudah berisi uang kertas dengan jenis, ragam dan warna yang berbeda. Huuuuaaaaaa,,,, dari hero menjadi zero. Dari ngumpulin botol-botol plastic beralih menjadi gembel, tukang minta-minta yang mungkin kerjanya lebih gampang. Toh cuma duduk menunggu rezeky datang.
Hoalah, mending tukang sapu bersih-bersih yang ninggalin tong dideketnya. Beliau memberi bantuan fisik, pengunjung juga membantu secara materil. Itu lebih adil menurut w.
Mungkin ngga banyak yan bisa nangkap maksud dan tujuan tulisan ini. Sengaja juga ngga w kasih foto, karna memang waktu itu ngga w abadikan. Ragu-ragu buat mengabadikannya.
Semoga bumi tetap sehat dan kuat meski penghuninya ngga mau tau dan ngga merawat.
Berharap banget semua orang punya kesadaran tinggi dan mau merubah kebiasaan buruk ini. Meski itu tidak MUDAH.

Ganbatte.!!!