Lagi-lagi w ngga
merawat blog w yang notabenya masi seumuran jagung, masi bayi banget. Untung
ini blog bisa ngurus diri sendiri dan
ngga mati hingga saat ini.
Haduuuuu…
berkali-kali w nulisin hal yang isinya penyesalan tapi hasilnya???? *silahkan
simpulkan sendiri.
Semoga aja ada
orang yang mengunjungi blog w, biar ni blog ngga lumutan. Hahahahaha #miris
Lebaran usai. Eh,
blom. Masih dalam suasana lebaran maksudnya.
“Minal aidin
walfaidzin maaf lahir batin” buat semua pembaca, penggemar, orang nyasar dan
semua kalangan yang ngga sengaja menemukan blog w ini. Hehehe
Mari berlebaran,
semoga segala amalan kita diterima disisi-Nya,. Aaaammmiinnn..
Ngomong-ngomong
soal lebaran, minggu ini 11 Agustus 2013 w dan adik w (Si Puja) berserta
rekan-rekannya (Rizki, Maiza dan Bayu) berlebaran mengunjungi Kota Bukittinggi
sekalian ngantar w untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari dan menghabiskan
jatah THR dari sanak family. Pepatahnya Sekali
menrangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”,.
Rencana awal,
kita bakal berangkat pukul 6 pagi. Berhubung w masi ngantuk, cuaca mendayu dan
menina bobokan w lagi setelah shalat subuh, akhirnya kita berangkat jam DELAPAN pagi. Hey, ngga sepenuhnya
salah w. Mendung + hujan yang bikin keberangkatan kita di delay. Ok, NGGA
SEPENUHNYA SALAH W.
Banyak hal yang
terjadi sepanjang perjalanan, ada duit terbanag lah, si Bayu yang dabrak bamper
mobil orabg lah, topi jatoh, sampai
nungguin rombongan yang ternyata malah melewati si penunggu,. Hadooow…
Fokus tulisan w
bukan tentang ini, tapi tentang great wall sampah dan seorang bapak.
Benar ketikan Bundo waktu itu. Yang bilang, kalau ternyata dingarai ada bnyak
sampah plastiknya. Sekarang aja, di jembatannya malah ada tulisan “Orang
Beriman ngga buang sampah sembarangan”,. Sayang, itu ngga mempan. Di depan
,mata, hidung, mulut, jidat dan kepala w sendiri seorang bapak membuang sampah gelas plastic tempat air mineral kea rah ngarai…
eeeemmmppp :/ Bayangkan saudara-saudara.!!! Ngga tau lah, apa memang tu bapak
ngga beriman, atau beliau ngga baca tu tulisan.
Tapi ngga papa,
toh ada uang kebersihan yang di pungut secara suka rela. Berarti telah ada
pahlawan dengan jasa untuk membasmi sampah-sampah hasil kotoran manusia.
Terlepas dari
itu semua, pada hari minggu itu kami jalan-jalan keliling Bukittinggi yang
hingga hari ini pun macetnya ngga ketulungan, ada banyak penggunjung dan pasti
susah banget buat nyari parkir kalau matahari sudah menampakkan diri. Rute
perjalanan kami setiba di Bukittinggi : Kostan w > Greatwall > Ngarai
> Greatwall lagi > Lobang Jepang > Pasar atas (Shopping). #intermezo
Mari balik lagi
ke greatwall. Bapak yang w maksud pada tulisan yang bercetak miring dan tebal
di atas bukan bapak yang membuang sampah sembarangan. Tapi, ni bapak adalah
hero (*ternyata bukan) yang w kira dengan lapang dada mungutin botol-botol plastic
bekas minuman orang-orang tak beriman. Meski w tau nantinya bakal beliau jual
dan menghasilkan uang buat makan dan menghidupi keluarga. W kira beliau bakal
mungut tanpa jasa, tapi ternyata???? Ngga masalah ni tempat jadi ladang uang
bagi beliau. Tapi, kalau sekiranya orang-orang tak beriman itu berubah menjadi
orang-orang beriman yang membuang sampah pada tempatnya. Pasti si bapak yang w
anggap hero jadi-jadian ini ngga bakal kesusahan dan kehausan. Tinggal mungutin
disatu temapt semua jadi beres. Tapi apa??? Akibat orang-orang tak beriman
(maaf-slogannya bikin w ngejudge :D) ni bapak jadi susah ngumpulin botol-botol
platik. Akhirnnya bercucuran keringat terkapar di salah satu anak tangga, duduk
kelelahan dan kehausan.
Sayang beribu
kali sayang, kebaikan seseorang langsung disalah artikan dan merubah perilaku
ni bapak. Awalnya w simpati banget, kagum. Ya ampun, so sweet sekali ni bapak.
Ngumpulin sampah plstik.
Eh, ada ibu-ibu
yang mungkin karna simpati, empati dan murah hati akhirnya ngasih uang ke
senilai Rp. 50.000,-. W sih awalnya biasa aja. Melanjutkan perjalanan hingga
tangga terakhir, tangga kemenangan, tangga puncak, tangga yang bikin loe pade
nyampe di Koto Gadang, tangga yang juga mengharuskan w balik lagi turun ke
bawah supaya bisa pulang kerumah. Meski sebenarnya ngga harus turun tangga lagi
untuk pulang. Tapi motor yang tinggal
mengharuskan kami kembali menuruni anak tangga.
Taukah Anda
sekalian, w menuruni anak tangga dan menemukan bapak itu lagi. Masih sama,
posisi istirahat, masih duduk juga, nyender ke dinding pembatas tangga juga.
Yang istimewa adalah tambahan embel-embelnya. Setelah w tinggal beberapa menit
tu bapak langsung memegang hal isitimewa ditangannya. Ya, sebuah botol platik
air mineral gelas yang didalamnnya sudah berisi uang kertas dengan jenis, ragam
dan warna yang berbeda. Huuuuaaaaaa,,,, dari hero menjadi zero. Dari ngumpulin
botol-botol plastic beralih menjadi gembel, tukang minta-minta yang mungkin
kerjanya lebih gampang. Toh cuma duduk menunggu rezeky datang.
Hoalah, mending
tukang sapu bersih-bersih yang ninggalin tong dideketnya. Beliau memberi
bantuan fisik, pengunjung juga membantu secara materil. Itu lebih adil menurut
w.
Mungkin ngga
banyak yan bisa nangkap maksud dan tujuan tulisan ini. Sengaja juga ngga w
kasih foto, karna memang waktu itu ngga w abadikan. Ragu-ragu buat
mengabadikannya.
Semoga bumi
tetap sehat dan kuat meski penghuninya ngga mau tau dan ngga merawat.
Berharap banget
semua orang punya kesadaran tinggi dan mau merubah kebiasaan buruk ini. Meski
itu tidak MUDAH.
Ganbatte.!!!