Senin, 07 Maret 2016

Laiang Park






Laiang Park merupakan salah satu tempat wisata di Kota Solok. Masyarakat sering menyebutnya rumah pohon. Dari Pusat kota perjalan bisa ditempuh kira-kira dua puluh menit. Untuk masuk, tidak di perlukan tiket. Kita hanya perlu membayar parkir. Rp. 3.000., untuk motor dan Rp. 5.000., untuk mobil. Di Laiang Park juga tersedia ayunan, jungkat jungkit dan beberapa permaianan outbond serta gazebo-gazebo untuk beristirahat dan makan. Fling Fox salah satunya. Untuk menggunakan wahana ini, kita harus membayar Rp. 15.000/ orang. Flying Fox tidak ada setiap hari. Hanya ada di hari libur dan weekend.






PULAU (Pamutusan & Pasumpahan)

Kami pergi ke dua pulau ini. Yang awalnya empat pulau (PAGANG, PAMUTUSAN, PASUMPAHAN, SWARNADWIPA) malah jadi dua pulau. Terjadi misscommunication.
Nggak papa. Cukup menyenangkan dan mengasyikan. Secara, akhirnya W ke Pulau juga setelah lama memendam rasa. Ajjiah. Hahaha.
Pamer foto-fotonya dulu yah.! :D




W pengen banget maen ke Pulau. Tapi belom pernah kesampaian. W pernah ngajakin monyet, tapi nggak seru kalau cuma kita berdua aja.
Karna Monyet bilang dia ketemu Melbi dan Rian, Ide Aha Muncul di Kepala W. Gimana kalau ajak mereka juga, kan bisa jadi rame.
W salah! Ternyata Rian udah balik ke Semarang. Heem, ngajakin Monic, Monic nggak bisa. Akhirnya Melbi bilang ajakin temen-temen yang lain aja. Dan, yap.! Kita mengajak siapa saja yang bisa ikut.
Lumayan rame, ada Kak Ipit dan Mahasiswanya. Fidia dan Nanda adik laki-lakinya. Melbi dengan 2 temannya, plus W, si Monyet dan Riski.
***

Kami bertiga dari Solok. Jam setengah enam udah standby. Rizki jemput W kerumah. Si Monyet langsung ke BRI Cabang Kota Solok [Kita ketemuan disini]. Dari BRI Cabang, kita berjalan kaki menuju Simpang Surya untuk naik Bus Jasa Malindo [Kalau Subuh sampai jam enaman, Bus yang mau berangkat ke Padang mangkalnya di Simpang Surya].
Cuma bertiga doang penumpangnya, Busnya berasa milik kita. Ayea.!

Bela-bela'in berangkat subuh

***
PADANG
Kira-kira setengah delapan kami udah di Padang. Ketemu Melbi dan sarapan.

Faktanya:

1.       W dan Rizki udah minum susu dan makan roti sebelom berangkat ke Padang
2.       Amel si Monyet juga udah sarapan di rumahnya.
3.       W udah ingetin Melbi untuk makan dulu sebelum  berangkat. Tapi nggak dilakukan.
Okay. Akhirnya di putuskan untuk sarapan di warung terdekat.

Fakta lain:

Jam setengah enam pagi Si Melbi nelpon W ngabari dia telat bangun. Nanyain W udah sarapan apa belom. Bilang kalau kami belom/ nggak sempat sarapan, dia bakal traktir kami nasi uduk. Dan yanag terjadi adalah: “ Sesampainya di Padang, Kami (kecuali W karna masih kenyang) sarapan lontong gulai yang dicampur mie. Dan taukah kalian??? Si Monyet yang bayar-Nggak ada traktiran dari Melbi”
Ahahahahaha. Sorry Bi, ini faktanya. Toh, blog ini nggak memiliki banyak pembaca. So, nggak ada yang tau juga yang dimaksud orang yang mana. Ahahahahaha.
Dan satu lagi.! Abi nggak salah. Kan kami semua udah sarapan sebelum berangkat. Yang dimakan juga bukan NASI UDUK, tapi LONTONG GULAI.
***
Fidia telat bangun. Kak Ipit ngabari kalau nggak jadi berangkat bareng Fidi, tapi bareng mahasiswanya aja.
Kira-kira jam sembilanan Fidi sampai di tempat kami sarapan. W, Amel dan Rizki naik ke mobil Fidi untuk meneruskan perjalanan ke kantornya Kaffah Tour dan Travel yang teletak di Penggambiran (Kami menggunakan jasa agen perjalanan). Melbi menggunakan motornya.
Sesampai disana, kami langsung ngedrop semua perlengkapan. Next go to Bunguih ( 1 mobil, 2 motor). Kak Ipit dan rombongan udah menunggu di Bunguih.

Kami naik perahu kecil dari Bunguih menuju pulau-pulau yang kami kunjungi. Perjalanan dr Bunguih menuju tempat mangkalnya kapal luar biasa terjal dan mendaki. Kiri kanan rata-rata kebun pisang. Pisangnya lagii berbuuuaaaahh... Love-love muncul di mata monyet.
Satu persatu kami menaiki perahu setelah mengenakan pelampung dengan baik dan benar.

Kami adalah pelanggan pertama yang menggunakan jasa Kaffah Tour untuk trip pulau. Semua baru dan terbarukan.!  

Sebagian


PAMUTUSAN. Adalah pulau pertama yang kami kunjungi. Perjalanan sekitar 30 menitan. Disini kami makan siang dan melakukan snorkling.
Setelah puas bermain disini, perjalanan kami lanjutkan ke Pasumpahan.
Di Pulau Pasumpahan ini biasnaya para penikmat pulau melakukan camp. Disini sudah tersedia tenda-tenda dan rumah-rumah kecil untuk menginap. Disini juga ada tempat bermain bola, ayunan, kamar mandi (sebenarnya sama aja sama yang ada di Pamutusan, di Pamutusan malah ada tempat karaokenya. Bedanya adalah di Pamutusan tidak disediakan tempat menginap).

Ah iya. Perbedaan lain, di Pasumpahan kita bisa melakukan trekking menuju puncak pulau. Untuk sampai di puncak, kita mesti mendaki selama beberapa menit. Tenang, tidak terlalu terjal, tapi lumayan menanjak! #EhApa-apa’anKalimatnya -_-“. Nggak usah khawatir. Sudah disediakan tali.
Kami menuju Puncak Pasumpahan. Kecuali Kak Ipit dan satu mahasiswa laki-lakinya. Kak Ipit takut untuk melakukan trekking. Akhirnya Kakak bersama seorang mahasiswa laki-lakinya bermain jetsky. Untuk menggunakan jetsky, kita harus meronggoh kocek Rp.150.000/10 meniit.

Nih, jalur trekking di Pasumpahan








Sudah hampir jam 5. Kami memutuskan untuk turun, membersihkan diri, shalat asar, istirahat dan mengobrol sebentar kemudian kembali pulang.


Perjalanan Pulang-Masih Sempat Berfoto Sebelum Didatangi Ombak Besar


Sayang, perjalanan pulang tak semulus perjalanan pergi. Hari sudah sore. Air mulai pasang dan ombak besar. W luar biasa takut. Yang awalnya duduk di pinggir kapal, pindah ketengah untuk berlindung dari air yang melompat-lompat masuk kapal, menghindari ombak yang semena-mena menggoda kami, membasahi.
Sumpah. W KETAKUTAN.!  Secara W pernah tenggelam dalam lautan. Ahahahaha. Para awak kapal yang mulai mengeluarkan air dari dalam kapal membuat suasana semakin mencekam.
Tepaksa si Melbi W jadikan tumbal cengkraman, habisnya si Monyet ninggalin W demi mabuk yang tak tertahankan.
Alhamdulillahnya kita selamat. Sampai Bunguih kembali jam 7’an. Di Bunguih, Kak Ipit dan rombongan langsung pamit karena kami tidak searah.
***

Sebenarnya Amel, W dan Rizki belum benar-benar selamat karena Bunguih macet. Macet yang sangat panjang. Kami sampai di Penggambiran jam setengah sembilan. Setelah berpamitan dengan Fidi dan Nanda, W Amel Rizki diantar Rian Dani dan Abi mencari bus atau travel untuk pulang.
Malangnya, tidak ada lagi kendaraan umum menuju Kota Solok. Rian lebih ngenes. Hari itu ada pertandingan bola, waktu itu Semen Padang yang main -_-. Maafkan kami Rian.
Tanpa babibu setelah menunggu beberapa jam, kami putuskan langsung ke Solok.

Taukah bagaimana ending perjalanan ini? Endingnya sangat-sangat luar bisa.!
1.       Kami akhirnya pulang ke Solok di antar menggunakan 3 motor dengan pakaian seadanya (tanpa jaket) dan para penumpang tidak menggunakan helem. (Bayangkan betapa dinginnya Kabupaten Solok). Refleks pulang pake motor tanpa persiapan.
2.       Kami sampai di Kota tengah malam. Beruntung Rizki mentraktir kami nasi goreng depan BRI Cabang.
3.       Para pengendara kembali ke Padang dini hari. Dani terlalu keras kepala.! Dia kekeuh balik, padahal W dan Rizki udah nawarin untuk nginap di rumah kami. [Sebenarnya Dani nggak salah. Pertama, Dani berangkat tidak siap. Benar-benar tanpa persiapan apa pun. Tanpa SIM, STNK dan KTP. Terlalu berbahaya jika balik pagi/ siang hari. Kedua, barang-barang dan perlengkapan yang kami gunakan belom dibereskan.

Saran W untuk para pengunjung Pulau, jika tidak melakukan camp, sebaiknya balik sebelum jam 5 sore. Karena semakin sore, air laut semakin pasang. Apalagi kalau terang bulan, ombak dilautan pasti besar.

Dua hari kemudian, W baca berita anak hilang terbawa ombak di hari kami melakukan perjalanan. Dia hilang di Pantai cermin. Ditemukan keesokan harinya oleh nelayan. Bisa jadi kejadian ini menjadi salah satu penyebab ombak besar waktu itu. Entahlah. Semua rahasia Allah. Manusia seperti W hanya bisa menerka-nerka saja.


Well, selamat melakukan perjalanan. Selamat mengeksplor negeri. Selamat menikmati keindahan Indonesia. ^_^