W pernah duduk2 santai di BBM,
terus ada umpan yang lewat. Nggak tau itu maksudnya apa. Ketikannya sih:
“Menjadi diri sendiri itu apa? Terkadang semua terkesan dipaksakan,
nyaman itu apa? Terkadang untuk membuat nyaman kita mengabaikan kenyamanan”
W nggak tau itu diketik atas
dasar apa. Entah lagi ada problem dengan rekan kerja, diri sendiri, lingkungan
keluarga atau kos-kosannya, entahlah. Tapi W tertarik ngebacanya (terpancing
umpan teeewww-ciieeeeee-pa’an sih.!!! Gaje). Males mikir. Karna W memang
pemalas.
Malam ini W mau ngajakin
jari-jari dan mata, dan kepala, dan otak menari-nari berpesta bersama tu
ketikan. Secara orang (beneran oranag ngggak sih?!-mungkin-pastinya makhluk
hidup) yang bikin PM ngulang tahunnya. W pestain aja.
W sok-sok an dulu yah. Haha
Maafkan jika nanti ada kesalahan.
Atau si otak nyuruh jari-jari ngawur-ngawur. Ini bahasanya juga berantakan
banget. Biarin deh.!!! Yang penting ada aja. Wek.!!!
Ketika muncul pertanyaan menjadai
diri sendiri itu apa? Jawabannya tidak akan lepas dari jati diri. Jati diri itu
dari kita, seeemuuuaaanyaaaa. Menjadi diri sendiri itu kita yang tentukan. Ketika
kita tahu siapa diri kita dan mau kemana kita (tujuan).
Terkadang kan??? Dan “terkesan”. Terkadang semua terkesan di
paksakan. Jika tidak ingin di paksa, maka lakukan sesukanya. Adakalanya untuk
menjadi diri sendiri kita memang harus memaksa diri. Bukan terkesan, tapi
memang harus di paksakan. Siapa kita, apa tujuan kita. Jika memang saya ingin
mengikuti kemauan diri saya. Yasuda, ikuti.!!! Tak ada yang perlu dipaksakan.
Ayolaaah.. paham lah dengan maksud W. Manusia itu bertarung dengan dirinya
sendiri. Dengan ID nya, dengan dorongan-dorongan dalam diri yang hakikatnya mencari
kesenangan.
Lalu perihal nyaman, kenyamanan itu
muncul juga dari kita. Konsep nyaman kita yang ciptakan. Nyaman itu apa?
Tergantung manusianya. Jika nyaman adalah berada di tempat berantakan dengan
ribuan kecoa yang menemani. Sah. Boleh-boleh saja. Standar nyaman setiap orang
berbeda-beda. Kenyaman itu apa? pasti setiap orang punya definisi yang berbeda.
Terus muncul lagi “terkadang”. Iya, banyak terkadangnya. Tapi bukan
kadang-kadang.
Yang diabaikan kenyamanan
siapa??? Kamu??? Diri kamu atau orang disekitarmu??? Hahaha. Ambigu sekali.
Hey. Hey. Manusia itu makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dia tidak
bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
W nggak tau entah ini berhubungan
atau tidak. Yang pasti nyaman dan kenyamanan tidak melulu soal saya dan diri
saya. Tetapi juga orang-orang di sekitar saya. Tidak hanya orang, tapi semua.
Binatangpun, tanamanpun.
Dengar, eh, salah, baca (titik)
Karna kita makhluk sosial, maka
kita harus bisa bertoleransi. Tidak mementingkan diri sendiri dan Mengerti.!!!