Selasa, 22 November 2016

BUKAN KEBETULAN. PERTEMUAN YANG TAK DIRENCANAKAN



Kenapa begitu lama Wara?
Karna malas tiba-tiba menyerang.
Ada banyak hal yang harusnya Wara ketikan. Sayang yang sudah direncanakan menghilang. Termakan waktu. Lenyap.

Baiklah, dari pada berpanjang-panjang mending segera Wara ceritakan.


BAGIAN II; FADHILLA WIDIA



Saking lamanya, Wara jadi lupa tanggl berapa. Sebentar, tak ingat dulu.!!!
Yap.! Kalau tidak salah ingat 27 Februari 2016 lalu. Wara BBM Ma’il alias Fadhilla Widia. Ini dadakan dan ini malam hari. Niatnya mau ketemu Tere Liye di Perguruan Islam Ar-Risalah.
Nggak tau tempatnya sih. Berusaha tanya ke si Om (google) gimana akses angkot kesana.

Daaaan, yang luar biasa adalah Ma’il ngeresponnya di pagi hari. Tepat di hari H keberangkatan. Kita ketemuan di pasar dan melakukan hal-hal gaje bersama.
Ma’il mah ngikut gue aja naik apa. Secara Beliau juga nggak tau akses angkot kesana. Heheee.

Dan syukurnya, kami datang tepat waktu. Dan nggak nyasar-nyasar. Gue gitu. Kalau kagak jelas, gue blom bisa berangkat. Ahay.!!!

Ini kata ganti orangnya gimaa.. Kadang pake Wara, kadang pake gue. Dasar aneh.!!! Hihiihi

Kan, jadi bingung mau ngrtikin apa.

Gimana niiii???

Om Tere Liye itu keren. Beliau hebat dan kritis dan punya kreativitas yang luar biasa.

Menurut si Om, sukses itu X + Y + Z
Apa tu yah???
Haduuuu, kok malah lupa.!!!

Kalau nggak salah ingat ni ya.!!!
Ijazah, Pribadi yang menarik dan Kontribusi Membangun.

Bagaimana menjadi pribadi yang menarik???
PERTAMA, Membaca. Banyak membaca, tambah pengetahuan.
KEDUA, Banyak menulis.
KETIGA, Menyampaikan ilmu pengetahuan.
EMPAT, Tidak Su’udzon (berfikir positif).
LIMA, Tepat Waktu.

Eh, sebenarnya yang ingin wara tonjolkan bukan ini, tetapi kebersamaan bersama Ma’il.

Heem. Karena sudah siang, sebaiknya Wara sudahi saja ketikan ini sebelum emak bapak nelponin nyuruh cepat kesana. Hehee.

Eh, iya. Ini dokumentasinya.


So sweet ya kita.!!! hahaha

Terus,, teruss,, Wara dapat tanda tangan. Yeeeay.!!!


Mau liat lokasinya juga nggak???
Ini nih:



Dan kita (Wara & Ma'il) sempat makan bersama juga di D’Cost. Tapi nggak foto-foto.

Setelah itu, Ma’il merantau nun jauh di Lampung Sana.


-Aku Rindu

Minggu, 29 Mei 2016

BUKAN KEBETULAN. PERTEMUAN YANG TAK DIRENCANAKAN

BAGIAN I; NIA OCTAVIA LIENGGASARI

Dua Januari 2016.
Setelah di wisuda, sahabat terbang kemana-mana. Susah cari teman untuk seiya sekata (di ajakin jalan-jalan maksudnya).

Wara dapat missi untuk mencari beberapa perlengkapan di SB House Ware.  Rencana awal menikmati waktu sendiri. Tapi yang terjadi..???

Entah kenapa malam itu Wara nge-bbm nyak (panggilan sayang untuk si Nia Octavia Lienggasari). Oh iya.! Dia lewat di umpan BBM Wara.
Ah.! Sama Nyak selalu ada hal untuk di bincangkan. Sampai hal-hal tergaje sekalipun.

Tak di sangka tak di duga, ternyata si Nyak di Bukittinggi. Alhasil kami janjian dan ketemuan di tanggal 2 Januari.
Nyak merahasiakan keberadaannya dari sahabat-sahabat terdekatnya.

Syukur waktu itu kami chattingan. So, ada teman untuk menjalankan missi.
Jadi ada teman juga untuk mengeluarkan segala isi di hati. Ahay.!!!

Sampe taruhan atas nama orang yang kami suka.!!! Hahaha

Makan sate LAKI-BINI. Melepas rindu laaah...

Saking serunya, sampe lupa berfoto dan mengabadikan momen kebersamaan.

Yang ini di paksakan, dan tergesa-gesa. setelah melaksanakan shalat ashar di Mesjid Aur deket STKIP [Wara lupa nama Mesjidnya -_-]

 


Waktu itu nggak mau posting ini. Takut si Nyak ketahuan berada di Bukittinggi.


Mau didiemin beberapa bulan dulu.
Niatnya mau di caption: "Di manakah ini??? Wara kah yang ke Jambi, atau Nia yang ke Solok" 

Tapi nggak jadi, Wara posting disini saja... ^_^

Makasii untuk banyak hal Nyaaaaaakkk.... J


Semoga selalu sehat dan sukses disana.. ;)

DI-P A H A M I N -AJA

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT.!!!

Lihat ini dulu,









Sudah dibaca???
Sudah di pahami???

Baiklah. Akan Wara ceritakan.
Wara.! Status saat ini adalah pengangguran banyak acara. Di bilang pengangguran sebenarnya tidak juga. Wara bekerja. Membantu Bapak Ibuk.

Wara freelance. Bekerja jika di butuhkan. Dan ini sangat membahagiakan.

Tapi tetap lebih baik punya pekerjaan tetap kan???
Nah, Wara liat tu pengumuman di Padangjobs.com
Tertarik, Wara ikut mendaftar.

Wara siapkan lamaran, Wara antar ke kantor Kedinasan. Disana ketemu Kabid apa gitu. Wara lupa. Dapat wejangan panjang lebar. Intinya adalah, tidak ada titipan blablablabla...



Proses seleksinya sangat aneh.

Di jadwal tes hari senin. Tapi yang terjadi, hari minggu masih belum ada kabar.
Beruntung waktu itu Wara ketemu si Bapak Kabid. Wara tanya. Beliau bialang di undur tanggal 13 April. Besok akan di sms-kan.

Benar. Senin SMS di sebar. Para peserta yang sudah memasukan lamran ujian tanggal 13 & 14 April 2016.

Selasanya di ralat lagi. Suruh liat pengumuman siapa yang lulus. Ternyata nggak semua yang lulus. Alhamdulillah Wara lulus untuk ikut tes tulis dan wawancara.
Sorenya Wara di telpon, diminta ke Disnaker kembali. Sampai disana diaksih wejangan lagi dan di suruh bawa surat tugas.

Sepertinya ada banyak misscomunication antara pusat dan daerah. Entah apa yang terjadi.
Ada banyak sekali miss.

Ah.! Wara nggak bersemangat mengetikannya.

Banyak yang terjadi. Sebaiknya wara pointkan untuk mempersingkat.

:: Waktu ujian di tunda. Yang harusnya tanggal 11 dan 12 beubah menjadi tanggal 13 & 14 dengan keanehan. Panitia berulang kali mengumumkan agar tanggal tidak usah di tulis. BERULANG-ULANG. Maksudnya apa coba???

:: Harunsya ujian tanggal 13 dan 14 di padatkan menjadi tanggal 13 saja. Wawancara di selesaikan hari itu juga. Alhasil tidak ada wawancara mendalam. Wawancara alakadar dengan beberapa aspek yang harus dicontreng. Aneh.!

:: Yang katanya butuh lima orang, ternyata yang diluluskan hanya dua orang. Satu Pa, Satu Pi. Yang Pa Wara tahu, beliau memang memiliki potensi, karena sudah punya usaha “membuat ice cream”. Tapi yang satunya..? Wara nggak tahu atas dasar apa lulusnya. *skpetis.

Baiklah. Sudah Wara usut. Sudah Wara cari tahu juga kebenarannya. Hahahaha.
Kalian pasti tahu apa maksudnya.
Nggak usah Wara jelaskan.
Ntar dikira pencemaran nama baik lagi.!
Sudahlah.! 

Oya, yang tiga lagi kemana??? Untuk Padang katanya ;)


Selamat.!!!

RASA.!!!

Rasanya Wara pernah menuliskan mengenai rasa di ketikan sebelumnya. Hem.! Rasa.! Ini bukan rasa yang biasa.

Ah.! Wara jadi ingat diskusi dengan Puja waktu itu. Mengenai PEDAS. Apakah pedas termasuk rasa? Ternyata tidak. Puja tidak terlalu detail menjelaskannya waktu itu. Dia pernah baca bahwa pedas membuat panas, jadi pedas tidak bisa di golongkan kedalam rasa.

Bukan.! Bukan.! Wara tidak ingin menjelaskan mengenai rasa yang hanya bisa diketahui oleh indra perasa. Ini mengenai rasa yang lain. Tentang seseorang yang Wara rasa, tanpa sengaja telah meninggalkan “sesuatu”.
“Sesuatu” itu hanya diam. Tidak tumbuh menjadi besar, tidak pula pergi tanpa kabar. Ingin sekali Wara menyingkirkannya. Tapi belum bisa. Satu hal yang bisa membuatnya hilang dan tidak berada disana lagi.
Apa?
Dia (yang tanpa sengaja telah meninggalkan “sesuatu” itu) mengambil kembali. Mencabutnya dari sini. Menghilangkannya. Itu jika memang dia meninggalkannya tanpa sengaja. Tapi, jika ternyata dia memang meninggalkan “sesuatu” itu disana (sengaja), maka Wara dan dia akan mendiskusikannya.

Aiish... entahlah. Bisa jadi Wara yang terlalu Gede Rasa. Atau Wara yang terlalu Bawa Perasaan.

Memasuki tahun ketiga sejak “sesuatu” itu tertinggal disini. Dan ini merepotkan sekali meski “sesuatu” itu diam saja.

Tinggal dibuang, gampang kan???
Haaa,,, atau jangan-jangan malah Wara yang tidak ingin membuangnya sampai dia yang meninggalkan “sesuatu” itu datang dan menjelaskan semuanya???


Entahlah. Wara pun bingung dengan semuanya. Sudah banyak orang yang tahu.
Salahkah Wara mengatakannya pada mereka yang seharusnya tidak diberi tahu??? Harusnya Wara hanya memberitahu pada dia yang telah meninggalkan “sesuatu” bukan?

Membingungkan sekali.

Hey Wara.! Mau aku beri tahu sesuatu???
Kamu yang membuatnya tertinggal disana.! Kamu yang memaksakan semuanya.! Kamu yang terlalu berlebihan menanggapinya.!

Arrrgh.!!! Apa Wara terlalu melebih-lebihkan? Baru satu kali Wara pernah memberitahukan seseorang tentang perasaan Wara. Dan Wara berniat untuk tidak melakukan itu lagi. Bodoh sekali rasanya. Memalukan.! [Sumpah W malu.!!!!]

Tapi kamu butuh kejelasan kan??? Jika kejelasan itu tidak pernah ada, maka kamu tidak akan pernah bisa membuangnya dari sana.
Apakah Wara sudah kehabisan modus untuk menghubunginya??? Ahahahaha.
Kamu dan dia sama anehnya.!!!
Sayang dia bukan tipe orang yang suka mengumbar. So, kamu tidak akan pernah tahu apa yang dia lakukan dan apa yang sedang bergejolak di dirinya.
Kasihan sekali kamu Wara... ahahhaha.


Tidak.! Wara sudah pasrahkan apapun. Biar waktu yang akan menjawab semuanya.


Untuk seseorang yang mungkin tanpa sengaja meninggalkan “sesuatu”, segeralah datang dan memberi tahu. Wara tidak akan pernah bosan menunggu.

Tentang Wara.!
Akan aku beri tahu sesuatu.
Aku tidak pernah membajak apapun darinya.

Aku hanya ingin meberitahu sesuatu.


Dia adalah orang yang peragu. Selalu. Akan seperti itu.
Dia adalah orang yang tidak bisa membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Selalu. Akan seperti itu.
Dia butuh banyak masukan dari orang lain. Dia terlalu peduli dengan pandangan orang lain. Dia luar biasa.!
Banyak hal yang tidak bisa diungkapkan darinya termasuk keanehannya.


Apakah kamu ingin tahu tentang “hati”nya? Tentang “perasaan”nya?
Apa kamu yakin?


Akan aku katakan sesuatu.
Dia memiliki banyak teman. Termasuk teman lelaki.
Dia berhenti mengikat hati dan memborgol perasaanya berthaun-tahun yang lalu.
Menurutnya itu menghambat kebebasannya.
Menurutnya itu terlalu membuang waktunya.


Dia senang menunggu. Saat ini dia sedang menunggu kejelasan atas “sesuatu”.

Dia adalah orang yang setia. Prinsipnya adalah
“Percayalah padaku, maka aku akan mempercayaimu.! Sekali saja kepercayaanku di hianati, maka kamu tidak akan pernah bisa kembali”


Inilah kisah terbarunya untuk saat ini.
Tidak baru sebenarnya. Sudah bertahun hitungannya.


Dia senang pada orang yang bisa diajak diskusi, orang yang tidak memaksakan kehendak, orang yang tidak mementingkan kepentingannya sendiri, orang yang senang berbagi, orang yang membuatnya penasaran. Dan itu ada pada orang yang sedang dia tunggu saat ini [barangkali sudah tidak lagi].

Bodoh memang. Kamu tahu, dialah yang terlalu melebih-lebihkan semuanya. Dia terlalu Gede Rasa.
Kejadian itu tidak di sengaja. “Dia” (yang sedang ia tunggu saat ini) bisa saja melakukannya tanpa membawa maksud apa-apa. Karna memang “dia” adalah orang yang susah di tebak.

Sebenarnya aku juga tidak terlalu mengenal “dia” (yang sedang ia tunggu saat ini). Dia (yang sedang kita bicarakan) mungkin juga tidak begitu mengenalnya. Hanya tahu kulit luarnya saja. Mereka tidak begitu sering melakukan sesuatu bersama.

Awalnya semua biasa saja. Setelah kejadian itu terjadi, segala hal terasosiasi. Segala hal yang telah mereka lakukan bersama terhubung, teraduk dan masuk kedalam persepsinya. Sesuatu yang biasa, berubah menjadi luar biasa.

Sejak saat itu dia mulai bertanya-tanya. Mulai menghubung-hubungkan berbagai hal. Meminta teman yang ia percaya untuk mencari kejelasannya. Tapi semua sia-sia. Jawaban “dia” adalah jawaban general. Dan itu wajar, karna pertanyaan yang diajukan saat itu adalah pertanyaan yang memang bukan di tujukan untuk “dia”. Itu adalah pertanyaan andai-andai dengan satu contoh kasus. Inti jawabannya adalah “Tergantung si cowo. Dia cwo yang seperti apa”.

Lucu sekali.!

Tahukah kamu apa yang terjadi setelahnya???

Dia tetap berfikir dan mencari tahu apa maksud semuanya sambil berharap bahwa itu adalah sesuatu yang memang di sengaja.

Sebenarnya dia tidak suka sesuatu yang tidak jelas. Dia butuh kejelasan dan penjelasan.

Kemudian dia mulai memainkan semuanya dengan caranya. Berniat jika “dia” memberikan sinyal atau bersikap aneh lagi (sikap yang membuat “sesuatu” itu memperkuat akarnya), maka dia akan memperingatkannya.

Dan benar saja. Hal itu terjadi. Dia memperingatkannya.!

Dan tahukah kamu bagaimana “dia” merespon?

Kebingungan dan minta maaf.

Dari sana harusnya dia tahu bahwa “dia” melakukannya tanpa sengaja.

Tapi dia tetap saja mempertahankan “sesuatu” itu. Dia tidak mau mebuangnya. Dia berat melakukannya. Semakin kesini, di detik-detik perpisahan mereka (tidak bertemu lagi untuk waktu yang lama), dia mengirimkan sinyal-sinyal. Dan sinyal itu tidak jelas. Kadang di buat spesial kadang di buat biasa saja. Ambigu sekali.


Menurutku, “dia” tahu bahwa dia mengirimkan sinyal untuknya. Tapi entahlah. Toh aku juga tidak tahu bagaimana kebenarannya.

Aheh memang. Tapi itulah yang terjadi padanya.

Apakah mereka masih berkomunikasi?

Masih. Tapi sangat jarang. Jarang sekali.!!! Hanya sesekali.


Disaat orang lain ingin mengenalnya, ingin mempelajarinya, ia menutup diri. Membatasi.

Dia mulai merasa bersalah. Takut menjadi pemberi harapan palsu. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah
“DIA MEMBERIKAN HARAPAN PALSU UNTUK DIRINYA SENDIRI”

Siapapun yang ada disana, berikanlah penjelasan padanya. Bahwa “dia” mungkin tidak akan datang padanya. Katakan padanya bahwa dia HARUS BERHENTI MENUNGGU.

Atau katakan pada “dia” untuk segera memberikan penjelasan padanya [titik]

***
#WaraMuncul
Hahahaha.
Kami sudah bertemu. Kami sudah bercerita panjang lebar.
Dan kamu???
Kamu tak perlu tahu hal apa saja yang kami diskusikan.
Ini benar-benar sesuatu yang luar biasa. Diluar dugaan.


Bukankah tidak ada sesuatu yang kebetulan???
Entah apa rencana Tuhan.

***

Tidak perlu terburu-buru. Apalagi dalam urusan perasaan. Karna jikalau itu memang spesial, menunggu lama sekalipun itu tetap berharga.
Tidak perlu cemas apalagi takut. Apalagi dalam urusan perasaan. Karena jikalau itu memang sejati, kita tidak akan cemas walau sesenti, sejauh apapun pergi, dia akan kembali.

Membiarkan pergi adalah sama seperti kita berdiri di halte, lantas setelah ditunggu lama, sebuah bus mendekat, penumpang naik, bus beranjak jalan, menjauh dan kita tetap berdiri di halte tersebut. Menatapnya dengan segenap perasaan.
Membiarkannya pergi adalah salah satu cabang perasaan sejati. Seberapa lama pun kita telah menunggu bus itu, seberapa penting urusan kita, namun kita, membiarkan pergi dengan ikhlas, karena boleh jadi itu keputusan terbaik atas nama kehormatan perasaan.

Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.

Ketika seseorang membuat kita menunggu, itu berarti ada hal yang lebih penting yang dia urus dibandingkan kita.
Selalu begitu.
Karena kalau kita memang penting, amat berharga, dia tidak akan pernah membiarkan kita menunggu. Dan sama, ketika kita merasa seseorang itu penting, kita juga tidak akan pernah membiarkan dia menunggu sedikitpun.

Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga.
Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan  dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai agama. Waktu dan jarak akan menyikap rahasia tebesarnya, apakah rasa suka itu akan semakin besar, atau semakin memudar.
-Tere Liye


Hahahaha...
Sudahlah.
Bukanlah kalau sudah jodoh akan ada saja jalannya????
Di paksakan dengan paksaan terbesar pun, kalau bukan jodoh, tak akan bersama bukan???
Begitu juga sebaliknya, berlari sejauh apapun, berusaha terus menghindar, jika memang itu jodohnya, dia akan tetap datang.
So, tunggu saja dan teruslah berdo’a ;)



Membingungkan ya?! Haha.!

Jumat, 01 April 2016

MAK SARINAH

Persoalan Pengemis


W sering melakukan perjalanan ke banyak tempat dengan berbagai kendaraan. Pernah pake motor, mobil, bus, truck, pesawat, kapal, perahu, pompong, rakit. Hellikopter belom pernah. Semoga aja bisa di segerakan. Ahahaha. Dan W menemukan banyak cerita, banyak kejadian dan banyak pemahaman dari perjalanan-perjalanan yang udah W lakukan. W nggak bisa ceritain semuanya satu persatu secara tajam setajam baja. Apa’an sih Wara.!

Sering sekali W ngobrol dan cerita seru dengan orang-orang di Bus. Ada kakek-kakek yang nawarin kerja ke W. Pernah juga ketemu ibu-ibu yang baik banget dan percaya bahwa rezeki udah di atur Allah. Beliau paham betul bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula kita akan menerima. W dapat banyak cerita dari sini. Pernah juga W ketemu sama ibu-ibu penjual peyek rinuak, bika, apem dan kue-kue lain. Beliau dari Maninjau. Menjual dagangan ke berbagai tempat, tidak fokus pada satu tempat saja. Beliau punya hari-hari tertentu dan sudah mengaturnya jauh-jauh hari sebelum berjualan. Yap.! W punya banyak cerita.

Dari semua cerita yang ada, cerita ter--- menurut W adalah ketika W bwertemu seorang nenek-nenek yang akan pulang ke rumah. Kita satu arah, satu bus dan duduk bersebelahan. W dari Bukittinggi ke Kota Solok, sedangkan beliau dari Bukittinggi ke Sumani.

Kalian tahu apa pekerjaan beliau??? Beliau adalah seorang pengemis. Bayangkan. Beliau seorang pengemis dan tidak sungkan mengatakan itu kepada W. W melihat dia sebagai seorang nenek-nenek yang cukup sehat. Beliau kehilangan anak beliau (meninggal dunia). Katanya dia tinggal bersama dua orang cucu laki-laki yang masih sekolah. Dua-duanya butuh biaya. Suami dari anak nenek ini sudah pergi meninggalkan rumah dan menikah lagi. Entah dimana beliau sekarang. Anak-anak beliau yang lain sudah merantau dan berada sangat jauh. Nama beliau, Sarinah. W memanggilnya dengan sebutan Amak. Jadilah Mak Sarinah.
Ketika W tanya, kenapa tidak bekerja saja sebagai penjual hasil kebun? Beliau menjawab, tidak bisa karena sudah tidak punya cukup tenaga. Dulu pernah berjualan daun apa gitu. Tapi sekarang sudah tidak kuat karena kaki beliau sering sakit.

Dalam dunia ngemis-mengemis, ternyata ada syirik-syirikan. Sesekali ada yang marah jika tempat mereka di tempati oleh orang lain. Nah, si nenek ini mengemis tidak di tempat yang sama. Dalam seminggu bisa berbeda tempat. Bisa ke Bukittinggi, Padang Panjang, Batu Sangkar dan beberpa tempat lain. Beliau memilih pasar atau kadang-kadang rumah sakit atau di depan rumah makan. Mengenai Pol PP, mereka akan lari jika ada pembersihan.

Ngomong-ngomong soal pengemis, kenapa bisa ada banyak sekali pengemis disini. Mereka tidak hanya lansia, tapi dari segala jenis usia. Bayangkan, W sebagai pengusaha kuliner (asssek.!!) Bisa di bilang hampir didatangi banyak pengemis, bisa lima sampai tujuh pengemis datang ke warung W setiap hari dengan berbagai alasan. Nggak Cuma tempat makan, di rumahpun sama. Dan W hampir hafal muka-muka mereka.

Haduuu... Duniiaaa..

Jika naik Bus, ada banyak sekali anak-anak yang mengaku fakir miskin dengan modal kertas kopian dan sedikit memelas. Mereka datang dari berbagai tempat. Mungkin sama dengan Mak Sarinah tadi.

Bukankah pemerintah sudah memiliki banyak program untuk mengurangi ini?

Di Bukittinggi malah lebih ngenes. PENGEMIS KAYA PENIPU.!!!
Ada tuh, si sumbing di Jam Gadang. Pura-pura nggak bisa ngapa-ngapain, pura-pura lemah dan tak berdaya di pangkuan sang ibu, padahal badannya kuat sekali. Bisa lari-larian dan berantem sama orang yang suka buka kedoknya.

Teman W, si Dina, pernah ngobrol sama Satpol PP di Jam Gadang perihal pengemis ini. Merkea di tangkap dan di masukan ke panti sosial untuk di beri pelatihan dan perhatian khusus, tapi mereka lari. Pernah juga ada yang nawarin peminta-minta yang datang kerumah untuk bekerja di ladang, tapi di tolak mentah-mentah. Mereka mendapat banyak penghasilan dari mengemis dari pada bantuan pemerintah di panti sosial atau lowongan pekerjaan dari orang lain. Mengemis lebih gampang dan mudah. Modal jalan, ember dan karung doang.

Mungkin dimana-mana hapir sama persoalannya. Daerah Ombilin, dulu waktu Om W bekerja sebagai penagih kredit barang-barang elektronik. Beliau pernah punya klien pengemis. Mereka mengambil bayak barang elektronik yang bagus. Heem, entah bagaimana persoalan mental masyarakat Indonesia.

Jika dari anakan saja sudah diajak untuk mengemis, bagaimana jika mereka dewasa nanti?

Menurut W solusinya adalah dengan mengeluarkan peraturan tidak boleh mengemis dari pemerintah daerah seperti yang pernah W lihat di Boyolali. W pernah baca pengumuman di depan rumah warga yang ada di Boyolali. Dilarang mengemis dan mengamen disini tanpa izin lurah, apa RT apa RW gitu, W lupa. Pokoknya gitu lah. Dan bener, nggak ada orang yang datang mengamen maupun mengemis di sana.

W ingin di semua tempat di terapkan  itu. Jadi orang yang meminta bantuan adalah orang yang benar-benar membutuhkan dan punya legalitas. Misal dari panti asuhan mana gitu. Atau dari masjid mana. Ada peraturan yang jelas untuk ini. W pegen banget ngomongin ini ke Wali Kota Solok. Tapi kesempatannya belum ada. Dan W belum merancang itu semua dengan matang.


Semoga kalian yang baca blog W, di manapun berada bisa bantu lebih dari sekedar wacana seperti yang W lakukan. Aamiin.

Senin, 07 Maret 2016

Laiang Park






Laiang Park merupakan salah satu tempat wisata di Kota Solok. Masyarakat sering menyebutnya rumah pohon. Dari Pusat kota perjalan bisa ditempuh kira-kira dua puluh menit. Untuk masuk, tidak di perlukan tiket. Kita hanya perlu membayar parkir. Rp. 3.000., untuk motor dan Rp. 5.000., untuk mobil. Di Laiang Park juga tersedia ayunan, jungkat jungkit dan beberapa permaianan outbond serta gazebo-gazebo untuk beristirahat dan makan. Fling Fox salah satunya. Untuk menggunakan wahana ini, kita harus membayar Rp. 15.000/ orang. Flying Fox tidak ada setiap hari. Hanya ada di hari libur dan weekend.






PULAU (Pamutusan & Pasumpahan)

Kami pergi ke dua pulau ini. Yang awalnya empat pulau (PAGANG, PAMUTUSAN, PASUMPAHAN, SWARNADWIPA) malah jadi dua pulau. Terjadi misscommunication.
Nggak papa. Cukup menyenangkan dan mengasyikan. Secara, akhirnya W ke Pulau juga setelah lama memendam rasa. Ajjiah. Hahaha.
Pamer foto-fotonya dulu yah.! :D




W pengen banget maen ke Pulau. Tapi belom pernah kesampaian. W pernah ngajakin monyet, tapi nggak seru kalau cuma kita berdua aja.
Karna Monyet bilang dia ketemu Melbi dan Rian, Ide Aha Muncul di Kepala W. Gimana kalau ajak mereka juga, kan bisa jadi rame.
W salah! Ternyata Rian udah balik ke Semarang. Heem, ngajakin Monic, Monic nggak bisa. Akhirnya Melbi bilang ajakin temen-temen yang lain aja. Dan, yap.! Kita mengajak siapa saja yang bisa ikut.
Lumayan rame, ada Kak Ipit dan Mahasiswanya. Fidia dan Nanda adik laki-lakinya. Melbi dengan 2 temannya, plus W, si Monyet dan Riski.
***

Kami bertiga dari Solok. Jam setengah enam udah standby. Rizki jemput W kerumah. Si Monyet langsung ke BRI Cabang Kota Solok [Kita ketemuan disini]. Dari BRI Cabang, kita berjalan kaki menuju Simpang Surya untuk naik Bus Jasa Malindo [Kalau Subuh sampai jam enaman, Bus yang mau berangkat ke Padang mangkalnya di Simpang Surya].
Cuma bertiga doang penumpangnya, Busnya berasa milik kita. Ayea.!

Bela-bela'in berangkat subuh

***
PADANG
Kira-kira setengah delapan kami udah di Padang. Ketemu Melbi dan sarapan.

Faktanya:

1.       W dan Rizki udah minum susu dan makan roti sebelom berangkat ke Padang
2.       Amel si Monyet juga udah sarapan di rumahnya.
3.       W udah ingetin Melbi untuk makan dulu sebelum  berangkat. Tapi nggak dilakukan.
Okay. Akhirnya di putuskan untuk sarapan di warung terdekat.

Fakta lain:

Jam setengah enam pagi Si Melbi nelpon W ngabari dia telat bangun. Nanyain W udah sarapan apa belom. Bilang kalau kami belom/ nggak sempat sarapan, dia bakal traktir kami nasi uduk. Dan yanag terjadi adalah: “ Sesampainya di Padang, Kami (kecuali W karna masih kenyang) sarapan lontong gulai yang dicampur mie. Dan taukah kalian??? Si Monyet yang bayar-Nggak ada traktiran dari Melbi”
Ahahahahaha. Sorry Bi, ini faktanya. Toh, blog ini nggak memiliki banyak pembaca. So, nggak ada yang tau juga yang dimaksud orang yang mana. Ahahahahaha.
Dan satu lagi.! Abi nggak salah. Kan kami semua udah sarapan sebelum berangkat. Yang dimakan juga bukan NASI UDUK, tapi LONTONG GULAI.
***
Fidia telat bangun. Kak Ipit ngabari kalau nggak jadi berangkat bareng Fidi, tapi bareng mahasiswanya aja.
Kira-kira jam sembilanan Fidi sampai di tempat kami sarapan. W, Amel dan Rizki naik ke mobil Fidi untuk meneruskan perjalanan ke kantornya Kaffah Tour dan Travel yang teletak di Penggambiran (Kami menggunakan jasa agen perjalanan). Melbi menggunakan motornya.
Sesampai disana, kami langsung ngedrop semua perlengkapan. Next go to Bunguih ( 1 mobil, 2 motor). Kak Ipit dan rombongan udah menunggu di Bunguih.

Kami naik perahu kecil dari Bunguih menuju pulau-pulau yang kami kunjungi. Perjalanan dr Bunguih menuju tempat mangkalnya kapal luar biasa terjal dan mendaki. Kiri kanan rata-rata kebun pisang. Pisangnya lagii berbuuuaaaahh... Love-love muncul di mata monyet.
Satu persatu kami menaiki perahu setelah mengenakan pelampung dengan baik dan benar.

Kami adalah pelanggan pertama yang menggunakan jasa Kaffah Tour untuk trip pulau. Semua baru dan terbarukan.!  

Sebagian


PAMUTUSAN. Adalah pulau pertama yang kami kunjungi. Perjalanan sekitar 30 menitan. Disini kami makan siang dan melakukan snorkling.
Setelah puas bermain disini, perjalanan kami lanjutkan ke Pasumpahan.
Di Pulau Pasumpahan ini biasnaya para penikmat pulau melakukan camp. Disini sudah tersedia tenda-tenda dan rumah-rumah kecil untuk menginap. Disini juga ada tempat bermain bola, ayunan, kamar mandi (sebenarnya sama aja sama yang ada di Pamutusan, di Pamutusan malah ada tempat karaokenya. Bedanya adalah di Pamutusan tidak disediakan tempat menginap).

Ah iya. Perbedaan lain, di Pasumpahan kita bisa melakukan trekking menuju puncak pulau. Untuk sampai di puncak, kita mesti mendaki selama beberapa menit. Tenang, tidak terlalu terjal, tapi lumayan menanjak! #EhApa-apa’anKalimatnya -_-“. Nggak usah khawatir. Sudah disediakan tali.
Kami menuju Puncak Pasumpahan. Kecuali Kak Ipit dan satu mahasiswa laki-lakinya. Kak Ipit takut untuk melakukan trekking. Akhirnya Kakak bersama seorang mahasiswa laki-lakinya bermain jetsky. Untuk menggunakan jetsky, kita harus meronggoh kocek Rp.150.000/10 meniit.

Nih, jalur trekking di Pasumpahan








Sudah hampir jam 5. Kami memutuskan untuk turun, membersihkan diri, shalat asar, istirahat dan mengobrol sebentar kemudian kembali pulang.


Perjalanan Pulang-Masih Sempat Berfoto Sebelum Didatangi Ombak Besar


Sayang, perjalanan pulang tak semulus perjalanan pergi. Hari sudah sore. Air mulai pasang dan ombak besar. W luar biasa takut. Yang awalnya duduk di pinggir kapal, pindah ketengah untuk berlindung dari air yang melompat-lompat masuk kapal, menghindari ombak yang semena-mena menggoda kami, membasahi.
Sumpah. W KETAKUTAN.!  Secara W pernah tenggelam dalam lautan. Ahahahaha. Para awak kapal yang mulai mengeluarkan air dari dalam kapal membuat suasana semakin mencekam.
Tepaksa si Melbi W jadikan tumbal cengkraman, habisnya si Monyet ninggalin W demi mabuk yang tak tertahankan.
Alhamdulillahnya kita selamat. Sampai Bunguih kembali jam 7’an. Di Bunguih, Kak Ipit dan rombongan langsung pamit karena kami tidak searah.
***

Sebenarnya Amel, W dan Rizki belum benar-benar selamat karena Bunguih macet. Macet yang sangat panjang. Kami sampai di Penggambiran jam setengah sembilan. Setelah berpamitan dengan Fidi dan Nanda, W Amel Rizki diantar Rian Dani dan Abi mencari bus atau travel untuk pulang.
Malangnya, tidak ada lagi kendaraan umum menuju Kota Solok. Rian lebih ngenes. Hari itu ada pertandingan bola, waktu itu Semen Padang yang main -_-. Maafkan kami Rian.
Tanpa babibu setelah menunggu beberapa jam, kami putuskan langsung ke Solok.

Taukah bagaimana ending perjalanan ini? Endingnya sangat-sangat luar bisa.!
1.       Kami akhirnya pulang ke Solok di antar menggunakan 3 motor dengan pakaian seadanya (tanpa jaket) dan para penumpang tidak menggunakan helem. (Bayangkan betapa dinginnya Kabupaten Solok). Refleks pulang pake motor tanpa persiapan.
2.       Kami sampai di Kota tengah malam. Beruntung Rizki mentraktir kami nasi goreng depan BRI Cabang.
3.       Para pengendara kembali ke Padang dini hari. Dani terlalu keras kepala.! Dia kekeuh balik, padahal W dan Rizki udah nawarin untuk nginap di rumah kami. [Sebenarnya Dani nggak salah. Pertama, Dani berangkat tidak siap. Benar-benar tanpa persiapan apa pun. Tanpa SIM, STNK dan KTP. Terlalu berbahaya jika balik pagi/ siang hari. Kedua, barang-barang dan perlengkapan yang kami gunakan belom dibereskan.

Saran W untuk para pengunjung Pulau, jika tidak melakukan camp, sebaiknya balik sebelum jam 5 sore. Karena semakin sore, air laut semakin pasang. Apalagi kalau terang bulan, ombak dilautan pasti besar.

Dua hari kemudian, W baca berita anak hilang terbawa ombak di hari kami melakukan perjalanan. Dia hilang di Pantai cermin. Ditemukan keesokan harinya oleh nelayan. Bisa jadi kejadian ini menjadi salah satu penyebab ombak besar waktu itu. Entahlah. Semua rahasia Allah. Manusia seperti W hanya bisa menerka-nerka saja.


Well, selamat melakukan perjalanan. Selamat mengeksplor negeri. Selamat menikmati keindahan Indonesia. ^_^

Selasa, 09 Februari 2016

Sebuah Rencana.! Perjalanan Tak Terencana.!

Harusnya kemarin (Minggu,7 Februari 2016) kami [Wara, Rizky, Oza, Rofi dan Melbi] jalan-jalan ke Puncak Gagoan. Tapi di jalan..? Hahahaha
Perjalanannya sesuatu banget. Apa yang kita lakukan? Just muter-muter alias ngelilingin Danau Singkarak sambil mandi. What?! Sambil mandi????
Iya.! 
Mandi hujan.!
Sepenjang jalan kita kehujanan.
Hem! Perjalanan yang luar biasa bukan??


Okay, W akan cerita. Tapi nggak detail ya...
Gini, sekarang kan libur panjang karna senin ini Imlekan. Si Melbi pulang kampung bawa temannya yang dari Jember.
Nah, W dengan santainya bilang “Bawak lah teman Abi jalan-jalan muter-muter Solok, ke Puncak Gagoan udah blom?”

Bener aja, ternyata tu orang belom pernah kesana. Diajaknya lah si Rizki. Berhubung libur, Rizki ya mau aja. Karna W nggak bisa Sabtu, di putuskanlah kita berangkat Minggu.


Cuaca Minggu nggak banget. Hujannya galau dan awet.! Dari pagi nggak berhenti-berhenti, kadang hujan lebat, gerimis lebaat, berhenti sebentar, terus hujan lagi. Siklusnya gitu-gitu aja.
Nah, Si Melbi kayaknya niat banget bawa temennya ini ke Puncak Gagoan. Siang dia udah hubungi W bilang kalau di Singkarak nggak hujan. Terus, nyuruh W dan Rizki siap-siap segera. Karena kalau hujan sudah berhenti, kita bisa langsung pergi menuju Pasar Sumani.
Tapi hujannya nggak berhenti-benti. Sepertinya hujan lokal terjadi.


Pasaar Sumani adalah tiitk temu kami. W dan Rizki berangkat dari Kota Solok. Melbi, Oza dan Rofi berangkat dari Singkarak. Kami akan bertemu di Pasar Sumani.

Sebelum Asar hujan mulai menjauhi bumi. Jauthnya satu-satu dan sangat halus. W minta ke Rizki supaya kita langsung pergi dan Asar di jalan aja, tapi Rizki bilang Shalat Asar dulu di rumah. Akhirnya kita nunggu Asar dulu baru berangkat.

Setelah Asar, Rizki jemput W kerumah.
Hujan sepertinya enggan meninggalkan bumi. Mereka kembali, satu persatu turun membasahi.
W menelpon Melbi, memastikan cuaca disana kemudian memberikan telpon kepada Rizki supaya Rizki tahu juga situasi disana. Keputusan sudah di ambil, kami [Wara & Rizki] berangkat dari Kota Solok menuju Pasar Sumani.

Sesampainya di Sumani, kami tidak melihat tanda-tanda adanya Melbi dan pasukan. W pun sms Melbi memberi tahu kalau kami sudah menunggu. Sembari menunggu Melbi, W liat tempat ice di minimarket. W jadi ingat iklan paddle pop baru yang icy float. Pengen makan ituuuu.. W ngajakin Rizki untuk beli ice.
Wah.! Kacau ni W.! Masa hari dingin ngajakin Rizki beli Ice.!
W pwengeeeeenn nyobain paddle pop icy float...
Eh, ternyata kosong. Nggak ada ice nya. Ya udah! W bli ice lain aja.

Lho?! Bukannya Wara alergi dingin?! Kalau tiba-tiba alerginya datang gimana? Stock obat nggak ada lagi kan??? Habis di perjalanan ke Batam kemaren! Hayoooo???
Bapak bilang, obat dingin adalah dingin itu sendiri.
So, W beli ice aja biar alergi W nggak kumat (Rasionalisasi).
Kan brabe kalau tiba-tiba gatal seluruh badan.
Eh bener lho! Alergi W nggak muncul selama perjalanan! Alhamdulillah.


Lagi asyik nyari ice, Si Melbi dan pasukannya muncul. Dia meyakinkan untuk tetap ke Puncak Gagoan. Menghadang hujan kita lakukan perjalanan.

“Maaajuuuu tak gentaaarrrr”

Liat pemandangan sambil hujan-hujanan. Viewnya bagus, danau, sawah-sawah, perbukitan, ladang-ladang, nature baget dah! Tapi terhalang hujan. Hahahaha.

Sayang hujannya tetap galau! Kadang sedikit mereda, kadang deras tiba-tiba.

Ha! Mungkin karna Si Monyet nggak ikut, alam jadi tidak merestui keberangkatan kami.


Saat sedikit lagi sampai di hidung Gagoan, tiba-tiba Polisi datang mengingatkan kami. Beliau bilang cuaca kurang bagus. Mending nggak usah kesana. Jalan licin. Takutnya terjadi apa-apa.


Sepertinya memang bukan saatnya.
Kita balik kanan.

Belom berencana pulang, kami melewati jalan yang berbeda.
“M-U-T-E-R-I-N-D-A-N-A-U”

Tidak satupun dari kami yang pernah melewati jalan ini. Kalau tersesat ya tersesat bersama. Hahaha. Kami melewati Malalo, Sumpur, Batipuah dan apa itu lagi naman daerahnya, W lupa.
Karna nggak kunjung menemukan jalan lintas, W akhirnya nelpon Puja.
Puja bilang lurus aja, ntar keluar di Batu Taba.
Yap. Alhamdulillah kami tidak tersesat. Kami berhasil keluar dan menemukan jalan besar.! Yeeeaaaayyyy.!!!

Karena sudah magrib, kami mencari Mesjid. Mesjid pertama agak menjorok ke dalam, toiletnya mengerikan. W takut.
Secara W cewe sendiri, tempatnya sepi dan nggak ada yang nemani W wudhu. Akhirnya w minta pindah mesjid. Kita berhenti di mesjid berikutnya. Mesjid apa ya namanya,, W lupa! Mesjid Raya Batu Taba kali ya. Disini kita shalat.

Selesai shalat, kita nunggu hujannya sedikit mereda. Beberapa menit kemudian kita jalan lagi. Nyampe ombilin Rizki nemu rumah makan. W lupa nama Rumah Makannya [Dasar Wara Pelupa!-_-]. Kita makan disana. W dan Melbi makan Pangek Ikan Sasau (Kepala Ikan! Yeay!), yang lain Gulai Ayam; Aneh memang, jelas main ke Danau, tapi yang di pesan tetep Ayam -_- Selera orang memang berbeda-beda.

Lezaat. Entah karna lapar atau memang makanannya yang enak. I dont know.! Hahaha.
Tapi menurut lidah W “ENAK”. Dan memang teman-teman lain makan sampe nasinya ludeess. Luaarrrr biasa...
Mana tepuk tangannya??? Prok.. prok.. prok..

Setelah kenyang dan tubuh mulai hangat, kita kembali melanjutkan perjalanan pulang. Mampir sebentar di rumah Melbi, terus lanjut lagiiii... [ke RUMAH MASING-MASING].


Benar-benar lah Si Melbi.!
Bawa kita ke jalan berbatu panjang dan tiada batas dan harus di buang ketempat jauh disanaaaaa... ayo bangkitlah pahlawan-Eh! Kok malah nyanyi -_-“

Begitu lah! Keliling Danau-Perjalanan yang tidak direncanakan!

TEMAN LAMA [Mengingat Masa2 SMA]


W punya banyak temen deket. Yang deket banget ya Si Monyet. Hari-hari W hampir di isi dengan kabar dari dia. Suatu hari si Monyet ngabari W kalau dia ketemu Melbi di acara nikahan anak Bu Eli (Guru Biologi SMA)-Kak Oren! [Sumpah W kesel nggak diundang kakak! Mungkin karna W jarang buka FB, jadi nggak tahu kalau ada undangan].

Minggu berikutnya dia ngabari W lagi, katanya Melbi ngajak ketemuan di 88 (tempat nongkrong siswa SMA, ada Rian juga). W nggak bisa pergi karna waktu itu lagi Dinas Luar Kota. Minggu depannya W dapat kabar lagi kalau Melbi mau nraktir kita.
W sih mau-mau aja ikut, tapi W lagi ada urusan keluarga. Kakak W mau nikahan! So, W nggak bisa pastiin bisa pergi apa enggak (Sok banget ya gaya W).

Yeay.! W bisa ikut. Akhirnya kita putuskan untuk ketemuan sore jam 4. Ada W, Si Monyet, Monic dan Melbi. Singkat cerita kita ke Vangeluk. Eh, sebelum nyampe Vangeluk, Si Monic lompat dulu dari motor. Hahaha.
Kita dengan PD nya pergi tanpa helm. Tau-tau di Simpang Dempal ada Polisi. W yang boncengan sama Monyet bilang; “Polisi Nyet.! Polisi!” W juga teriak ke Melbi dan Monic “Bi, Polisi! Polisi Nic!
Eh, Monic malah loncat dari Motor yang sedang di kendarai Melbi terus lari-lari ke arah W dan Si Monyet. Bikin ngakak banget lah kejadian ini. Sorry W nggak bisa mendesripsikannya dengan baik.

Next, kita ambil helm kerumah dan berangkat ke Vangeluk.
Vangeluk

Di Vangeluk kita pesan berbagai hal. W lupa apa aja, yang jelas monic pesan makanan, yang lain minum doang. Disana kita cerita banyak hal. Tentang teman-teman SMA dan berbagi kabar sambil foto-fotoan.
Si Monic yang “katanya” nggak boleh pulang malam mulai was-was. W, Si Monyet dan Melbi terus ngelobi. Akhirnya kita shalat magrib di Vangeluk. Melbi yang imamin kita. Baru deh pulang.
Nyampe teras Vangeluk malah ketemu Afrizal. Ngobrol seru lagi deh. Afrizal iu lucu. Manusia Unic lah. Dan cocok standup. Ketawaketiwi hahaheheh dulu. Lebih kurang 15 menitan lah kita ngobrol sambil berdiri aja di terasnya Vangeluk. And than, back home.



Melbi-W-Monic-Monyet-Afrizal

Amelia Sary Handayani
Alias Monyet.
Sahabatan dari SD.
Supel.
Gaul.
Gampang berteman.
Punya semangat tinggi.
Memiliki Motivasi yang baik.
Saat ini sedang merantau ke Jakarta.
Katanya mau cari kerja sambil jagain Zizi anaknya.

Monica Theresia
Tetanggan sama W.
Kita temanan dari SMP.
Saat ini sedang S2 di UNP sambil kerja sebagai tenaga pengajar di sebuah Bimbel.
Pengennya segera nikah aja. Hahahaha.
Over Make Up (banyak teman yang komplain karna ini -_- hahahaha lagi)
Suka cocokin warna mulai dari warna pakaian, jilbab, tas, sampe sepatu (Misal ni ya-Biru-Biru semua dari atas sampe bawah). Fasionable lah!

Melbi Mahardika
Dua tahun satu kelas (Kelas XI & XII).
Sepertinya suka "Minder" (zaman-zaman SMA).
Anaknya Pak Liswardi (Guru KWN SMA).
Sering di Bully (khususnya sama temen-temen cewe-MONIC apalagi!).
Sering kena fitnah (Nilai bagus karna deket sama guru/ karna anak Pak Liswardi) Hahaha.
Pertama kali ngomong sama dia di Perpustakaan (Waktu itu W mau minjem buku yang lagi dia pegang).
Mulai deket sejak Ujian MID (Bersimbiosis Mutualisme).
Sejak lulus SMA, kita nggk pernah komunikasi lagi.
Ketemu dan ngobrol kembali sejak 16 Januari 2016.
Saat ini kuliah Program PMDSU DIKTI di UNAND.

Afrizal
Aktif Pramuka.
Memiliki suara yang bagus.
Pernah mengikuti seleksi akademi dangdut (Zaman-zaman KDI).
Sekarang berkerja sebagai Pegawai TU di SMP N 6 Kota Solok dan Kuliah Program Magister di UNP.
Nggak begitu deket sama W.
Lumayan sering ketemu kalau lagi di Solok.


Nah W???!
"Pengangguran yang banyak acara!"
Gimana nggak banyak, seringnya keluar kota dan ada aja acaranya.!
Yang jelas, aktivitas W saat ini:
"MELAKUKAN APA YANG BISA DILAKUKAN DAN MENYELESAIKAN APA YANG HARUS DISELESAIKAN"