Rasanya Wara pernah menuliskan
mengenai rasa di ketikan sebelumnya. Hem.! Rasa.! Ini bukan rasa yang biasa.
Ah.! Wara jadi ingat diskusi
dengan Puja waktu itu. Mengenai PEDAS. Apakah pedas termasuk rasa? Ternyata
tidak. Puja tidak terlalu detail menjelaskannya waktu itu. Dia pernah baca
bahwa pedas membuat panas, jadi pedas tidak bisa di golongkan kedalam rasa.
Bukan.! Bukan.! Wara tidak ingin
menjelaskan mengenai rasa yang hanya bisa diketahui oleh indra perasa. Ini
mengenai rasa yang lain. Tentang seseorang yang Wara rasa, tanpa sengaja telah
meninggalkan “sesuatu”.
“Sesuatu” itu hanya diam. Tidak
tumbuh menjadi besar, tidak pula pergi tanpa kabar. Ingin sekali Wara
menyingkirkannya. Tapi belum bisa. Satu hal yang bisa membuatnya hilang dan
tidak berada disana lagi.
Apa?
Dia (yang tanpa sengaja telah
meninggalkan “sesuatu” itu) mengambil kembali. Mencabutnya dari sini.
Menghilangkannya. Itu jika memang dia meninggalkannya tanpa sengaja. Tapi, jika
ternyata dia memang meninggalkan “sesuatu” itu disana (sengaja), maka Wara dan
dia akan mendiskusikannya.
Aiish... entahlah. Bisa jadi Wara
yang terlalu Gede Rasa. Atau Wara yang terlalu Bawa Perasaan.
Memasuki tahun ketiga sejak “sesuatu”
itu tertinggal disini. Dan ini merepotkan sekali meski “sesuatu” itu diam saja.
Tinggal dibuang, gampang kan???
Haaa,,, atau jangan-jangan malah Wara yang tidak ingin membuangnya
sampai dia yang meninggalkan “sesuatu” itu datang dan menjelaskan semuanya???
Entahlah. Wara pun bingung dengan
semuanya. Sudah banyak orang yang tahu.
Salahkah Wara mengatakannya pada
mereka yang seharusnya tidak diberi tahu??? Harusnya Wara hanya memberitahu
pada dia yang telah meninggalkan “sesuatu” bukan?
Membingungkan sekali.
Hey Wara.! Mau aku beri tahu sesuatu???
Kamu yang membuatnya tertinggal disana.! Kamu yang memaksakan
semuanya.! Kamu yang terlalu berlebihan menanggapinya.!
Arrrgh.!!! Apa Wara terlalu
melebih-lebihkan? Baru satu kali Wara pernah memberitahukan seseorang tentang
perasaan Wara. Dan Wara berniat untuk tidak melakukan itu lagi. Bodoh sekali
rasanya. Memalukan.! [Sumpah W malu.!!!!]
Tapi kamu butuh kejelasan kan??? Jika kejelasan itu tidak pernah ada,
maka kamu tidak akan pernah bisa membuangnya dari sana.
Apakah Wara sudah kehabisan modus untuk menghubunginya??? Ahahahaha.
Kamu dan dia sama anehnya.!!!
Sayang dia bukan tipe orang yang suka mengumbar. So, kamu tidak akan
pernah tahu apa yang dia lakukan dan apa yang sedang bergejolak di dirinya.
Kasihan sekali kamu Wara... ahahhaha.
Tidak.! Wara sudah pasrahkan apapun.
Biar waktu yang akan menjawab semuanya.
Untuk seseorang yang mungkin tanpa sengaja meninggalkan “sesuatu”,
segeralah datang dan memberi tahu. Wara tidak akan pernah bosan menunggu.
Tentang Wara.!
Akan aku beri tahu sesuatu.
Aku tidak pernah membajak apapun darinya.
Aku hanya ingin meberitahu sesuatu.
Dia adalah orang yang peragu. Selalu. Akan seperti itu.
Dia adalah orang yang tidak bisa membuat keputusan untuk
dirinya sendiri. Selalu. Akan seperti itu.
Dia butuh banyak masukan dari orang lain. Dia terlalu peduli
dengan pandangan orang lain. Dia luar biasa.!
Banyak hal yang tidak bisa diungkapkan darinya termasuk
keanehannya.
Apakah kamu ingin tahu tentang “hati”nya? Tentang
“perasaan”nya?
Apa kamu yakin?
Akan aku katakan sesuatu.
Dia memiliki banyak teman. Termasuk teman lelaki.
Dia berhenti mengikat hati dan memborgol perasaanya
berthaun-tahun yang lalu.
Menurutnya itu menghambat kebebasannya.
Menurutnya itu terlalu membuang waktunya.
Dia senang menunggu. Saat ini dia
sedang menunggu kejelasan atas “sesuatu”.
Dia adalah orang yang setia.
Prinsipnya adalah
“Percayalah padaku, maka aku akan mempercayaimu.! Sekali saja
kepercayaanku di hianati, maka kamu tidak akan pernah bisa kembali”
Inilah kisah terbarunya untuk
saat ini.
Tidak baru sebenarnya. Sudah
bertahun hitungannya.
Dia senang pada orang yang bisa
diajak diskusi, orang yang tidak memaksakan kehendak, orang yang tidak
mementingkan kepentingannya sendiri, orang yang senang berbagi, orang yang
membuatnya penasaran. Dan itu ada pada orang yang sedang dia tunggu saat ini
[barangkali sudah tidak lagi].
Bodoh memang. Kamu tahu, dialah
yang terlalu melebih-lebihkan semuanya. Dia terlalu Gede Rasa.
Kejadian itu tidak di sengaja.
“Dia” (yang sedang ia tunggu saat ini) bisa saja melakukannya tanpa membawa
maksud apa-apa. Karna memang “dia” adalah orang yang susah di tebak.
Sebenarnya aku juga tidak terlalu
mengenal “dia” (yang sedang ia tunggu saat ini). Dia (yang sedang kita
bicarakan) mungkin juga tidak begitu mengenalnya. Hanya tahu kulit luarnya
saja. Mereka tidak begitu sering melakukan sesuatu bersama.
Awalnya semua biasa saja. Setelah
kejadian itu terjadi, segala hal terasosiasi. Segala hal yang telah mereka
lakukan bersama terhubung, teraduk dan masuk kedalam persepsinya. Sesuatu yang
biasa, berubah menjadi luar biasa.
Sejak saat itu dia mulai
bertanya-tanya. Mulai menghubung-hubungkan berbagai hal. Meminta teman yang ia
percaya untuk mencari kejelasannya. Tapi semua sia-sia. Jawaban “dia” adalah
jawaban general. Dan itu wajar, karna pertanyaan yang diajukan saat itu adalah
pertanyaan yang memang bukan di tujukan untuk “dia”. Itu adalah pertanyaan
andai-andai dengan satu contoh kasus. Inti jawabannya adalah “Tergantung si
cowo. Dia cwo yang seperti apa”.
Lucu sekali.!
Tahukah kamu apa yang terjadi
setelahnya???
Dia tetap berfikir dan mencari
tahu apa maksud semuanya sambil berharap bahwa itu adalah sesuatu yang memang
di sengaja.
Sebenarnya dia tidak suka sesuatu
yang tidak jelas. Dia butuh kejelasan dan penjelasan.
Kemudian dia mulai memainkan
semuanya dengan caranya. Berniat jika “dia” memberikan sinyal atau bersikap
aneh lagi (sikap yang membuat “sesuatu” itu memperkuat akarnya), maka dia akan
memperingatkannya.
Dan benar saja. Hal itu terjadi.
Dia memperingatkannya.!
Dan tahukah kamu bagaimana “dia”
merespon?
Kebingungan dan minta maaf.
Dari sana harusnya dia tahu bahwa
“dia” melakukannya tanpa sengaja.
Tapi dia tetap saja
mempertahankan “sesuatu” itu. Dia tidak mau mebuangnya. Dia berat melakukannya.
Semakin kesini, di detik-detik perpisahan mereka (tidak bertemu lagi untuk waktu
yang lama), dia mengirimkan sinyal-sinyal. Dan sinyal itu tidak jelas. Kadang
di buat spesial kadang di buat biasa saja. Ambigu sekali.
Menurutku, “dia” tahu bahwa dia
mengirimkan sinyal untuknya. Tapi entahlah. Toh aku juga tidak tahu bagaimana
kebenarannya.
Aheh memang. Tapi itulah yang
terjadi padanya.
Apakah mereka masih berkomunikasi?
Masih. Tapi sangat jarang. Jarang
sekali.!!! Hanya sesekali.
Disaat orang lain ingin
mengenalnya, ingin mempelajarinya, ia menutup diri. Membatasi.
Dia mulai merasa bersalah. Takut
menjadi pemberi harapan palsu. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah
“DIA MEMBERIKAN HARAPAN PALSU
UNTUK DIRINYA SENDIRI”
Siapapun yang ada disana,
berikanlah penjelasan padanya. Bahwa “dia” mungkin tidak akan datang padanya. Katakan
padanya bahwa dia HARUS BERHENTI MENUNGGU.
Atau katakan pada “dia” untuk
segera memberikan penjelasan padanya [titik]
***
***
#WaraMuncul
Hahahaha.
Kami sudah bertemu. Kami sudah bercerita panjang lebar.
Dan kamu???
Kamu tak perlu tahu hal apa saja yang kami diskusikan.
Ini benar-benar sesuatu yang luar biasa. Diluar dugaan.
Bukankah tidak ada sesuatu yang kebetulan???
Entah apa rencana Tuhan.
***
Tidak perlu terburu-buru. Apalagi dalam
urusan perasaan. Karna jikalau itu memang spesial, menunggu lama sekalipun itu
tetap berharga.
Tidak perlu cemas apalagi takut. Apalagi
dalam urusan perasaan. Karena jikalau itu memang sejati, kita tidak akan cemas
walau sesenti, sejauh apapun pergi, dia akan kembali.
Membiarkan pergi adalah sama seperti
kita berdiri di halte, lantas setelah ditunggu lama, sebuah bus mendekat,
penumpang naik, bus beranjak jalan, menjauh dan kita tetap berdiri di halte
tersebut. Menatapnya dengan segenap perasaan.
Membiarkannya pergi adalah salah
satu cabang perasaan sejati. Seberapa lama pun kita telah menunggu bus itu,
seberapa penting urusan kita, namun kita, membiarkan pergi dengan ikhlas,
karena boleh jadi itu keputusan terbaik atas nama kehormatan perasaan.
Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika
dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja
takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana
jadinya, itu bukan cinta sejatimu.
Ketika seseorang membuat kita
menunggu, itu berarti ada hal yang lebih penting yang dia urus dibandingkan
kita.
Selalu begitu.
Karena kalau kita memang penting,
amat berharga, dia tidak akan pernah membiarkan kita menunggu. Dan sama, ketika
kita merasa seseorang itu penting, kita juga tidak akan pernah membiarkan dia
menunggu sedikitpun.
Jika dua orang memang benar-benar
saling menyukai satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini
juga.
Tunggulah di waktu yang tepat,
saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat
untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara kalau waktunya belum
tiba, sibukanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai
agama. Waktu dan jarak akan menyikap rahasia tebesarnya, apakah rasa suka itu
akan semakin besar, atau semakin memudar.
-Tere Liye
Hahahaha...
Sudahlah.
Bukanlah kalau sudah jodoh akan
ada saja jalannya????
Di paksakan dengan paksaan
terbesar pun, kalau bukan jodoh, tak akan bersama bukan???
Begitu juga sebaliknya, berlari
sejauh apapun, berusaha terus menghindar, jika memang itu jodohnya, dia akan
tetap datang.
So, tunggu saja dan teruslah berdo’a ;)Membingungkan ya?! Haha.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar