Harusnya kemarin (Minggu,7
Februari 2016) kami [Wara, Rizky, Oza, Rofi dan Melbi] jalan-jalan ke Puncak
Gagoan. Tapi di jalan..? Hahahaha
Perjalanannya sesuatu banget. Apa
yang kita lakukan? Just muter-muter alias ngelilingin Danau Singkarak sambil
mandi. What?! Sambil mandi????
Iya.!
Mandi hujan.!
Sepenjang jalan kita
kehujanan.
Hem! Perjalanan yang luar biasa bukan??
Okay, W akan cerita. Tapi nggak
detail ya...
Gini, sekarang kan libur panjang
karna senin ini Imlekan. Si Melbi pulang kampung bawa temannya yang dari
Jember.
Nah, W dengan santainya bilang “Bawak lah teman Abi jalan-jalan
muter-muter Solok, ke Puncak Gagoan udah blom?”
Bener aja, ternyata tu orang
belom pernah kesana. Diajaknya lah si Rizki. Berhubung libur, Rizki ya mau aja.
Karna W nggak bisa Sabtu, di putuskanlah kita berangkat Minggu.
Cuaca Minggu nggak banget.
Hujannya galau dan awet.! Dari pagi nggak berhenti-berhenti, kadang hujan
lebat, gerimis lebaat, berhenti sebentar, terus hujan lagi. Siklusnya gitu-gitu
aja.
Nah, Si Melbi kayaknya niat banget bawa temennya ini ke Puncak Gagoan.
Siang dia udah hubungi W bilang kalau di Singkarak nggak hujan. Terus, nyuruh W
dan Rizki siap-siap segera. Karena kalau hujan sudah berhenti, kita bisa
langsung pergi menuju Pasar Sumani.
Tapi hujannya nggak berhenti-benti.
Sepertinya hujan lokal terjadi.
Pasaar Sumani adalah tiitk temu
kami. W dan Rizki berangkat dari Kota Solok. Melbi, Oza dan Rofi berangkat dari
Singkarak. Kami akan bertemu di Pasar Sumani.
Sebelum Asar hujan mulai menjauhi bumi.
Jauthnya satu-satu dan sangat halus. W minta ke Rizki supaya kita langsung
pergi dan Asar di jalan aja, tapi Rizki bilang Shalat Asar dulu di rumah.
Akhirnya kita nunggu Asar dulu baru berangkat.
Setelah Asar, Rizki jemput W
kerumah.
Hujan sepertinya enggan meninggalkan bumi. Mereka kembali, satu persatu turun membasahi.
W menelpon Melbi, memastikan
cuaca disana kemudian memberikan telpon kepada Rizki supaya Rizki tahu juga situasi
disana. Keputusan sudah di ambil, kami [Wara & Rizki] berangkat dari Kota
Solok menuju Pasar Sumani.
Sesampainya di Sumani, kami tidak
melihat tanda-tanda adanya Melbi dan pasukan. W pun sms Melbi memberi
tahu kalau kami sudah menunggu. Sembari menunggu Melbi, W liat tempat ice di
minimarket. W jadi ingat iklan paddle pop baru yang icy float. Pengen makan
ituuuu.. W ngajakin Rizki untuk beli ice.
Wah.! Kacau ni W.! Masa hari
dingin ngajakin Rizki beli Ice.!
W pwengeeeeenn nyobain paddle pop icy float...
Eh, ternyata kosong. Nggak ada
ice nya. Ya udah! W bli ice lain aja.
Lho?! Bukannya Wara alergi dingin?! Kalau tiba-tiba alerginya datang gimana? Stock obat nggak ada lagi kan??? Habis di perjalanan ke Batam kemaren! Hayoooo???
Bapak bilang, obat dingin adalah dingin
itu sendiri.
So, W beli ice aja biar alergi W nggak kumat (Rasionalisasi).
Kan brabe kalau
tiba-tiba gatal seluruh badan.
Eh bener lho! Alergi W nggak muncul selama perjalanan!
Alhamdulillah.
Lagi asyik nyari ice, Si Melbi
dan pasukannya muncul. Dia meyakinkan untuk tetap ke Puncak Gagoan. Menghadang
hujan kita lakukan perjalanan.
“Maaajuuuu tak gentaaarrrr”
Liat pemandangan sambil
hujan-hujanan. Viewnya bagus, danau, sawah-sawah, perbukitan, ladang-ladang, nature baget dah! Tapi terhalang hujan. Hahahaha.
Sayang hujannya tetap galau! Kadang sedikit mereda, kadang deras tiba-tiba.
Ha! Mungkin karna Si Monyet
nggak ikut, alam jadi tidak merestui keberangkatan kami.
Saat sedikit lagi sampai di hidung
Gagoan, tiba-tiba Polisi datang
mengingatkan kami. Beliau bilang cuaca kurang bagus. Mending nggak usah kesana.
Jalan licin. Takutnya terjadi apa-apa.
Sepertinya memang bukan saatnya.
Kita balik kanan.
Belom berencana pulang, kami
melewati jalan yang berbeda.
“M-U-T-E-R-I-N-D-A-N-A-U”
Tidak satupun dari kami yang
pernah melewati jalan ini. Kalau tersesat ya tersesat bersama. Hahaha. Kami
melewati Malalo, Sumpur, Batipuah dan apa itu lagi naman daerahnya, W lupa.
Karna nggak kunjung menemukan jalan lintas, W akhirnya nelpon Puja.
Puja
bilang lurus aja, ntar keluar di Batu Taba.
Yap. Alhamdulillah kami tidak
tersesat. Kami berhasil keluar dan menemukan jalan besar.! Yeeeaaaayyyy.!!!
Karena sudah magrib, kami mencari
Mesjid. Mesjid pertama agak menjorok ke dalam, toiletnya mengerikan. W takut.
Secara W cewe sendiri, tempatnya sepi dan nggak ada yang nemani W wudhu.
Akhirnya w minta pindah mesjid. Kita berhenti di mesjid berikutnya. Mesjid apa
ya namanya,, W lupa! Mesjid Raya Batu Taba kali ya. Disini kita shalat.
Selesai shalat, kita nunggu
hujannya sedikit mereda. Beberapa menit kemudian kita jalan lagi. Nyampe
ombilin Rizki nemu rumah makan. W lupa nama Rumah Makannya [Dasar Wara Pelupa!-_-]. Kita makan disana.
W dan Melbi makan Pangek Ikan Sasau (Kepala Ikan! Yeay!), yang lain Gulai Ayam; Aneh memang, jelas
main ke Danau, tapi yang di pesan tetep Ayam -_- Selera orang memang
berbeda-beda.
Lezaat. Entah karna lapar atau
memang makanannya yang enak. I dont know.! Hahaha.
Tapi menurut lidah W “ENAK”. Dan
memang teman-teman lain makan sampe nasinya ludeess. Luaarrrr biasa...
Mana tepuk tangannya??? Prok.. prok.. prok..
Setelah kenyang dan tubuh mulai
hangat, kita kembali melanjutkan perjalanan pulang. Mampir sebentar di rumah
Melbi, terus lanjut lagiiii... [ke RUMAH MASING-MASING].
Benar-benar lah Si Melbi.!
Bawa
kita ke jalan berbatu panjang dan tiada batas dan harus di buang ketempat jauh
disanaaaaa... ayo bangkitlah pahlawan-Eh! Kok malah nyanyi -_-“
Begitu lah! Keliling Danau-Perjalanan yang tidak direncanakan!