Karena masih banyak yang tidak
dimengerti dan masih banyak yang harus dipelajari.
"Dugaan sementara"
Nasehat untuk para pria dan para
wanita yang ada didunia.
Untuk pria: Wanita itu memiliki
hati sensitive. Hati-hatilah dalam bersikap. Karena jika sembarangan, akan
membuat hatinya tergores. Tersakiti. Ciileee… hahahaha.
Mungkin makna yang
ditafsirkan jauh berbeda antara maksud melakukan itu dengan apa yang ditangkap
oleh si wanita. Tidak semua orang bisa mengartikan itu sama dengan maksud kita
sebenarnya. Mungkin hanya bercanda dan itu hal yang biasa, tapi dia
menganggapnya lain dan luar biasa. Berhati-hati lah.!!!
Untuk saudaraku “Para Wanita”, apa lagi yang mudah jatuh
cinta. Berhati-hatilah dengan pria. Pria itu menyebarkan perangkap dimana-mana.
Siapa yang tertangkap, itu yang jadi pacarnya. So, ngga salah jika ada wanita
lain yang lebih baik masuk perangkapnya, terus tangkapan sebelumnya diputusin,
ditinggal atau di gantung. #KEBANYAKAN pria lo ya.. BUKAN SEMUA.
Pria itu suka tebar pesona. Nyari
mangsa dimana-mana. J-A-R-A-N-G ada yang setia. Kecualai, pria itu adalah PRIA
HEBAT yang bisa menjaga wanitanya hingga waktunya tiba & PRIA JENTELMAN
yang berani meminta si wanita di depan orang tuanya.
Wara memang ngga ngerti gimana
pria karena Wara adalah wanita. Tapi, Wara berusaha untuk bisa mengerti.
Seiring berjalannya waktu. Pengalaman memberi tahu.
Dulu, waktu di SMA Wara punya
teman laki-laki. 3 tahun kita sekelas. 3 tahun kita berinteraksi. Dia sering
sms Wara, dia sering gangguin Wara dan kita sering ngobrol bareng. Wara ngga
punya rasa ke dia. Dan Wara memang pure anggap dia teman Wara. Ngga lebih. Wara
juga ngga merasakan tanda-tanda aneh. Tapi apa? ternyata dia suka Wara. Suka
dalam tanda kutip ya. “SUKA”. Dan perasaan itu lebih dari sekedar teman. Yang
Wara anggap biasa, ternyata sesuatu yang luar biasa.
Sekarang Wara sudah dewasa.
Dewasa tidak menjamin seseorang mengerti dengan apa yang ia rasakan, tidak
menjamin ia paham dengan makdud hatinya dan tidak menjamin ia bisa paham dan
mengartikan perilaku pria dengan benar. Termasuk Wara. Dewasa itu tidak membuat
Wara semakin mengerti dengan perasaan dan kata-kata “SUKA”. Ketika ada orang
mulai mendekat, rajin sms, rajin nanyain lagi apa, memberi perhatian lebih, hal
itu ngga membuat Wara paham kalau itulah
yang dinamakan PDKT alias pendekatan, atau malah iseng doang.
Seorang senior rajin sms Wara.
Rajin ngabarin Wara dan pernah nraktir Wara. Wara ngga tau perasaan apa yang
muncul sampai akhirnya Wara tau kalau Wara S-U-K-A sama ni orang. Interaksi
lama tanpa pengungkapan apa-apa. Saling berbagi kabar tanpa tau apa maksudnya.
Wara kira itu sesuatu yang special, yang hanya ditujukan untuk Wara. Tapi apa?
Ketika Wara telah memutuskan dan telah mengembangkan rasa itu lebih dalam,. Eh, ngga taunya ngga
ada respon dari nya yang sering memberi kabar, tak ada lagi yang sering perhatian.
Dan tanpa diberi tahu, Wara tahu ia sedang dekat dengan seseorang. Akhirnya?
Ya, mereka PACARAN. Ternyata perlakukannya, bukan perlakuan special. Tapi
perlakuan biasa yang Wara anggap special. Dan ini membuat Wara jera merasa
special. Sekarang, apapun perlakuannya, Wara menganggap itu hal biasa. Pure teman, pure pengen curhat, pure iseng,
pure lagi bercanda, pure ngabisin pulsa buat telponan dan pure dia lagi butuh
teman buat sms’an. Ngga lebih.!
Bagi Wara, pacaran itu
menyusahkan. Meski banyak yang bilang suka dan menyatakan sayang, pacaran tetap
menyusahkan. Butuh proses lama untuk beradaptasi, butuh proses lama untuk
mengembangkan rasa, apalagi dia bukan orang yang Wara suka. Wara pernah pacaran
lama tanpa rasa. Pacaran yang sama sekali ngga suka, dan berusaha mengembangkan
rasa suka dan sayang untuk orang yang entah siapa. Akhirnya ya putus juga.
Karena rasa takut kehilangan yang begitu besar, ia menjadi over protect. Banyak
kekangan, banyak larangan, banyak cekcok, banyak ngambekkan, dan banyak hal
konyol yang terjadi, termasuk membuat cemas orang tua. Plus Wara dapat nilai
“C” di satu mata kuliah. Meski ngga ada korelasinya, tapi Wara percaya ngga ada
sesuatu yang tidak sengaja. Semuanya telah direncanakan sang Pencipta.
Emmpp,,, apa lagi ya?
Oya, ketika seseorang cekcok
dengan mantannya, kemudian dia memutuskan untuk mencari penganti yang lebi
baik. Sebenarnya, ia takut. Takut untuk melepaskan sang pacar. Takut untuk kehilangan.
Dia ngga berusaha untuk memperbaiki dan tidak pula berusaha untuk menjauhi.
Berdiri diantara keduanya. “NYARI AMAN”. Kalau ada peluang dan sepertinya ada
celah dengan calon pacar baru, dengan mantap ia akan memutuskan kekasihnya.
Jika tidak? Iya akan berusaha tarik ulur untuk memperbaiki hubungannya. Banyak orang
yang takut dengan status JOMBLO.
Kalau menurutnya mantannya lebih
baik dari pacar barunya. Sekuat tenaga ia akan minta balikan. Tapi, pacar
barunya ngga diputusin. Dia minta balikan dulu. Kalau mantannya mau, baru deh
putusin pacar baru. Kalau mantannya ngga mau, dia akan stay di pacar barunya.
Hahahaha
Dalam konteks ini, manusia itu
cenderung memilih yang lebih baik. Bukan mempertahankan/ memperbaiki apa yang
telah ia peroleh.
Para pria cenderung tebar pesona.
Cari aman dan ambil posisi nyaman. Takut ditolak dan ngga beranian. Asal ada
wanita yang mendekat, pasti dimanfaatkan. Kalau bukan si pria yang diamfaatkan
oleh wanita, wanitanya yang diamanfaatkan si pria & mungkin 22 nya saling
memanfaatkan. Itu wajar, asal dalam batas yang wajar. Simbiosis mutualisme.
Berhati-hatilah.!!!
Orang baik untuk orang baik juga,
begitupun sebaliknya. Jadi perbaiki diri aja. Biar terus menjadi baik, baik,
baik dan lebih baik dari hari sebelumnya ^_^
Om Tere bilang “Berhentilah
bertanya bagaimana menemukan pasangan yang baik. Mulailah menjadi orang yang
baik dan terus lebih baik, maka akan terjawab sendiri pertanyaan ini”.