Kami pergi ke dua pulau ini. Yang
awalnya empat pulau (PAGANG, PAMUTUSAN, PASUMPAHAN, SWARNADWIPA) malah jadi dua
pulau. Terjadi misscommunication.
Nggak papa. Cukup menyenangkan
dan mengasyikan. Secara, akhirnya W ke Pulau juga setelah lama memendam rasa.
Ajjiah. Hahaha.
Pamer foto-fotonya dulu yah.! :D
W pengen banget maen ke Pulau.
Tapi belom pernah kesampaian. W pernah ngajakin monyet, tapi nggak seru kalau cuma
kita berdua aja.
Karna Monyet bilang dia ketemu
Melbi dan Rian, Ide Aha Muncul di Kepala W. Gimana kalau ajak mereka juga, kan
bisa jadi rame.
W salah! Ternyata Rian udah balik
ke Semarang. Heem, ngajakin Monic, Monic nggak bisa. Akhirnya Melbi bilang
ajakin temen-temen yang lain aja. Dan, yap.! Kita mengajak siapa saja yang bisa
ikut.
Lumayan rame, ada Kak Ipit dan
Mahasiswanya. Fidia dan Nanda adik laki-lakinya. Melbi dengan 2 temannya, plus
W, si Monyet dan Riski.
***
Kami bertiga dari Solok. Jam
setengah enam udah standby. Rizki jemput W kerumah. Si Monyet langsung ke BRI
Cabang Kota Solok [Kita ketemuan disini]. Dari BRI Cabang, kita berjalan kaki
menuju Simpang Surya untuk naik Bus Jasa Malindo [Kalau Subuh sampai jam
enaman, Bus yang mau berangkat ke Padang mangkalnya di Simpang Surya].
Cuma bertiga doang penumpangnya,
Busnya berasa milik kita. Ayea.!
Bela-bela'in berangkat subuh |
***
PADANG
Kira-kira setengah delapan kami
udah di Padang. Ketemu Melbi dan sarapan.
Faktanya:
1. W
dan Rizki udah minum susu dan makan roti sebelom berangkat ke Padang
2. Amel
si Monyet juga udah sarapan di rumahnya.
3. W
udah ingetin Melbi untuk makan dulu sebelum
berangkat. Tapi nggak dilakukan.
Okay. Akhirnya di putuskan untuk
sarapan di warung terdekat.
Fakta lain:
Jam setengah enam pagi Si Melbi
nelpon W ngabari dia telat bangun. Nanyain W udah sarapan apa belom. Bilang
kalau kami belom/ nggak sempat sarapan, dia bakal traktir kami nasi uduk. Dan
yanag terjadi adalah: “ Sesampainya di Padang, Kami (kecuali W karna masih
kenyang) sarapan lontong gulai yang dicampur mie. Dan taukah kalian??? Si Monyet
yang bayar-Nggak ada traktiran dari Melbi”
Ahahahahaha. Sorry Bi, ini
faktanya. Toh, blog ini nggak memiliki banyak pembaca. So, nggak ada yang tau
juga yang dimaksud orang yang mana. Ahahahahaha.
Dan satu lagi.! Abi nggak salah.
Kan kami semua udah sarapan sebelum berangkat. Yang dimakan juga bukan NASI
UDUK, tapi LONTONG GULAI.
***
Fidia telat bangun. Kak Ipit
ngabari kalau nggak jadi berangkat bareng Fidi, tapi bareng mahasiswanya aja.
Kira-kira jam sembilanan Fidi
sampai di tempat kami sarapan. W, Amel dan Rizki naik ke mobil Fidi untuk
meneruskan perjalanan ke kantornya Kaffah Tour dan Travel yang teletak di
Penggambiran (Kami menggunakan jasa agen perjalanan). Melbi menggunakan
motornya.
Sesampai disana, kami langsung
ngedrop semua perlengkapan. Next go to Bunguih ( 1 mobil, 2 motor). Kak Ipit
dan rombongan udah menunggu di Bunguih.
Kami naik perahu kecil dari
Bunguih menuju pulau-pulau yang kami kunjungi. Perjalanan dr Bunguih menuju
tempat mangkalnya kapal luar biasa terjal dan mendaki. Kiri kanan rata-rata
kebun pisang. Pisangnya lagii berbuuuaaaahh... Love-love muncul di mata monyet.
Satu persatu kami menaiki perahu
setelah mengenakan pelampung dengan baik dan benar.
Kami adalah pelanggan pertama
yang menggunakan jasa Kaffah Tour untuk trip pulau. Semua baru dan terbarukan.!
Sebagian |
PAMUTUSAN. Adalah pulau pertama
yang kami kunjungi. Perjalanan sekitar 30 menitan. Disini kami makan siang dan
melakukan snorkling.
Setelah puas bermain disini,
perjalanan kami lanjutkan ke Pasumpahan.
Di Pulau Pasumpahan ini biasnaya para
penikmat pulau melakukan camp. Disini sudah tersedia tenda-tenda dan
rumah-rumah kecil untuk menginap. Disini juga ada tempat bermain bola, ayunan,
kamar mandi (sebenarnya sama aja sama yang ada di Pamutusan, di Pamutusan malah
ada tempat karaokenya. Bedanya adalah di Pamutusan tidak disediakan tempat
menginap).
Ah iya. Perbedaan lain, di
Pasumpahan kita bisa melakukan trekking menuju puncak pulau. Untuk sampai di
puncak, kita mesti mendaki selama beberapa menit. Tenang, tidak terlalu terjal,
tapi lumayan menanjak! #EhApa-apa’anKalimatnya -_-“. Nggak usah khawatir. Sudah
disediakan tali.
Kami menuju Puncak Pasumpahan.
Kecuali Kak Ipit dan satu mahasiswa laki-lakinya. Kak Ipit takut untuk
melakukan trekking. Akhirnya Kakak bersama seorang mahasiswa laki-lakinya
bermain jetsky. Untuk menggunakan jetsky, kita harus meronggoh kocek
Rp.150.000/10 meniit.
Nih, jalur trekking di Pasumpahan
Sudah hampir jam 5. Kami memutuskan untuk turun, membersihkan diri, shalat asar, istirahat dan mengobrol sebentar kemudian kembali pulang.
Perjalanan Pulang-Masih Sempat Berfoto Sebelum Didatangi Ombak Besar |
Sayang, perjalanan pulang tak
semulus perjalanan pergi. Hari sudah sore. Air mulai pasang dan ombak besar. W
luar biasa takut. Yang awalnya duduk di pinggir kapal, pindah ketengah untuk
berlindung dari air yang melompat-lompat masuk kapal, menghindari ombak yang semena-mena
menggoda kami, membasahi.
Sumpah. W KETAKUTAN.! Secara W pernah tenggelam dalam lautan.
Ahahahaha. Para awak kapal yang mulai mengeluarkan air dari dalam kapal membuat
suasana semakin mencekam.
Tepaksa si Melbi W jadikan tumbal
cengkraman, habisnya si Monyet ninggalin W demi mabuk yang tak tertahankan.
Alhamdulillahnya kita selamat.
Sampai Bunguih kembali jam 7’an. Di Bunguih, Kak Ipit dan rombongan langsung
pamit karena kami tidak searah.
***
Sebenarnya Amel, W dan Rizki
belum benar-benar selamat karena Bunguih macet. Macet yang sangat panjang. Kami
sampai di Penggambiran jam setengah sembilan. Setelah berpamitan dengan Fidi
dan Nanda, W Amel Rizki diantar Rian Dani dan Abi mencari bus atau travel untuk
pulang.
Malangnya, tidak ada lagi kendaraan
umum menuju Kota Solok. Rian lebih ngenes. Hari itu ada pertandingan bola,
waktu itu Semen Padang yang main -_-. Maafkan kami Rian.
Tanpa babibu setelah menunggu
beberapa jam, kami putuskan langsung ke Solok.
Taukah bagaimana ending
perjalanan ini? Endingnya sangat-sangat luar bisa.!
1. Kami
akhirnya pulang ke Solok di antar menggunakan 3 motor dengan pakaian seadanya
(tanpa jaket) dan para penumpang tidak menggunakan helem. (Bayangkan betapa
dinginnya Kabupaten Solok). Refleks pulang pake motor tanpa persiapan.
2. Kami
sampai di Kota tengah malam. Beruntung Rizki mentraktir kami nasi goreng depan
BRI Cabang.
3. Para
pengendara kembali ke Padang dini hari. Dani terlalu keras kepala.! Dia kekeuh
balik, padahal W dan Rizki udah nawarin untuk nginap di rumah kami. [Sebenarnya
Dani nggak salah. Pertama, Dani berangkat tidak siap. Benar-benar tanpa
persiapan apa pun. Tanpa SIM, STNK dan KTP. Terlalu berbahaya jika balik pagi/
siang hari. Kedua, barang-barang dan perlengkapan yang kami gunakan belom
dibereskan.
Saran W untuk para pengunjung
Pulau, jika tidak melakukan camp, sebaiknya balik sebelum jam 5 sore. Karena
semakin sore, air laut semakin pasang. Apalagi kalau terang bulan, ombak
dilautan pasti besar.
Dua hari kemudian, W baca berita
anak hilang terbawa ombak di hari kami melakukan perjalanan. Dia hilang di
Pantai cermin. Ditemukan keesokan harinya oleh nelayan. Bisa jadi kejadian ini
menjadi salah satu penyebab ombak besar waktu itu. Entahlah. Semua rahasia
Allah. Manusia seperti W hanya bisa menerka-nerka saja.
Well, selamat melakukan
perjalanan. Selamat mengeksplor negeri. Selamat menikmati keindahan Indonesia.
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar