Nyanyian rindu…
Dari hujan untukku yang telah
terbangun
Kamu selalu hadir, mendatangi
alam bawah sadarku, berpesta bersama rindu
Kamu, yang ntah merindukanku ntah
tidak
Kamu yang telah mecuri dan
menyembunyikan hatiku, tak lagi datang
Hanya hujan yang selalu setia
Hujan itu,,,,
Yang selalu buatmu cemburu
***
“Aku kangen dia…”
“Tapi, aku malu..”
“Malu untuk menuang segela
rindu..”
***
Langit gelap berubah terang.
Perlahan tapi pasti, matahari menampakkan diri. Malu-malu sembunyi dibalik awan
yang tirus, putih, langit bersih. Aku terbangun, membuka selimut yang
menghangatkan menghamipiri jendela yang terkunci rapat, membuka dan membiarkan
udara pagi menyerbu kamar kecil ini, menerpa wajah yang belum tersentuh air.
Memandangi embun yang turun.
“Woy, dingin tau.! Jendelanya
tolong tutup lagi dong.! Kebiasaan deh..” Tati yang sedari tadi tidur seketika
terbangun dan berteriak.
Tanpa mempedulikan teriakannya,
bagaikan si Tuli dari gua monyet aku berjalan menuju kamar mandi, gosok gigi,
membersihkan wajah, bersiap untuk mandi.
Rutinitas seperti biasa, ku
langkahkan kaki dipagi itu berjalan menuju kampus yang jaraknya tak begitu jauh
dari rumahku. Cukup tiga menit, akupun menginjakkan kaki dikampus yang sudah
mulai ramai didatangi para penuntut ilmu yang entah memang ingin menuntut ilmu,
sok gaya-gayaan atau hanya sekedar melepas tanggung jawab.
Terlepas dari itu semua, aku
meridukannya. Merindukan mendung, hujan turun dan dia yang selalu ada.Aku yang
selalu suka air, terlebih air yang berjatuhan turun ke tanah. Satu-persatu,
teratur tak berdesakan, menyadari jarak masing-masing. Begitu indah. Gemercik
riang mengalunkan music. Asyik. Aku rindu suasana itu.
Aku berharap awan mengizinkan air
turun ke bumi. Aku kangen pesan-pesan yang selalu datang disaat hujan turun. Aku
kangen dia yang selalu mengantarkan payung untukku, mencemaskanku bila hujan
mengunjungiku, mendapat ucapan “Aku cemburu pada hujan, kenapa kamu selalu
bahagia, riang dan bermain dengan butiran air yang turun. AKU CEMBURU :P :D”. Candaan
yang selalu hadir disaat hujan turun.
Harapanku berubah nyata. Matahari
yang perlahan tapi pasti menampakkan diri berubah pikiran, malu-malu ia engan untuk keluar.
Class pertama usai, pukul 10.40, class berikutnya akan segera dimulai.
Class pertama usai, pukul 10.40, class berikutnya akan segera dimulai.
“Mau hujan, hufh.! Kirain bakal
panas. Jangan sampai hujan dech… Kain kuuuuuu.!” Celoteh teman sekelasku.
Aku tersenyum, dalam hati mulai
bergumam… “Asyikkkkk… Apa aku akan dapat sms atau tlp dari dia???? #Berharap”.
Aku tahu, aku sadar, dia tak akan
datang. Meskipun hujan telah turun, tapi dia takkan sempat dan punya waktu untuk
menemuiku lagi. Semoga, jika benar hari ini hujan turun ponselku akan heboh dan
mengabarkan bahwa dia memang selalu ada untukku.
Tapi…. Dia, di tempat yang
berbeda. Apakah akan tahu, bahwa hujan akan mengunjungi ku hari ini
hmm,,, apa pesannya akan selalu datang jika hujan turun?
BalasHapuskak jadi ingat novel remaja yang "hitam" judulnya "...dan hujan pun berhenti." penulisnya anak psikologi unpad farida susanty. yang di depan novelnya ada katanya2; "aku mau bunuh diri, asal tidak hujan." jadi si tokoh selalu menggantungkan boneka teruteru bozu di pohon belakang sekolahnya biar hujan tidak turun.
Yapz, ceritanya gitu kak. Pesannya akan datang setiap hujan turun. Tapi, sejak si "Dia" ini pindah dan musin semi mulai datang, si "Dia" ngga ngasih kabar lagi ke "Aku" :D
HapusWara belom baca novelnya kak... Kakak punya??? Ntar deh, wara pinjem kalau Travelers' Tale sudah selesai