Kamis, 08 November 2012

Rindu, Dia dan Hujan


Nyanyian rindu…
Dari hujan untukku yang telah terbangun

Kamu selalu hadir, mendatangi alam bawah sadarku, berpesta bersama rindu

Kamu, yang ntah merindukanku ntah tidak
Kamu yang telah mecuri dan menyembunyikan hatiku, tak lagi datang
Hanya hujan yang selalu setia
Hujan itu,,,,
Yang selalu buatmu cemburu
***
“Aku kangen dia…”
“Tapi, aku malu..”
“Malu untuk menuang segela rindu..”
***
Langit gelap berubah terang. Perlahan tapi pasti, matahari menampakkan diri. Malu-malu sembunyi dibalik awan yang tirus, putih, langit bersih. Aku terbangun, membuka selimut yang menghangatkan menghamipiri jendela yang terkunci rapat, membuka dan membiarkan udara pagi menyerbu kamar kecil ini, menerpa wajah yang belum tersentuh air. Memandangi embun yang turun.
“Woy, dingin tau.! Jendelanya tolong tutup lagi dong.! Kebiasaan deh..” Tati yang sedari tadi tidur seketika terbangun dan berteriak.
Tanpa mempedulikan teriakannya, bagaikan si Tuli dari gua monyet aku berjalan menuju kamar mandi, gosok gigi, membersihkan wajah, bersiap  untuk mandi.
Rutinitas seperti biasa, ku langkahkan kaki dipagi itu berjalan menuju kampus yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahku. Cukup tiga menit, akupun menginjakkan kaki dikampus yang sudah mulai ramai didatangi para penuntut ilmu yang entah memang ingin menuntut ilmu, sok gaya-gayaan atau hanya sekedar melepas tanggung jawab.
Terlepas dari itu semua, aku meridukannya. Merindukan mendung, hujan turun dan dia yang selalu ada.Aku yang selalu suka air, terlebih air yang berjatuhan turun ke tanah. Satu-persatu, teratur tak berdesakan, menyadari jarak masing-masing. Begitu indah. Gemercik riang mengalunkan music. Asyik. Aku rindu suasana itu.
Aku berharap awan mengizinkan air turun ke bumi. Aku kangen pesan-pesan yang selalu datang disaat hujan turun. Aku kangen dia yang selalu mengantarkan payung untukku, mencemaskanku bila hujan mengunjungiku, mendapat ucapan “Aku cemburu pada hujan, kenapa kamu selalu bahagia, riang dan bermain dengan butiran air yang turun. AKU CEMBURU :P :D”. Candaan yang selalu hadir disaat hujan turun.
Harapanku berubah nyata. Matahari yang perlahan tapi pasti menampakkan diri berubah pikiran,  malu-malu ia engan untuk keluar.
Class pertama usai, pukul 10.40, class berikutnya akan segera dimulai.
“Mau hujan, hufh.! Kirain bakal panas. Jangan sampai hujan dech… Kain kuuuuuu.!” Celoteh teman sekelasku.
Aku tersenyum, dalam hati mulai bergumam… “Asyikkkkk… Apa aku akan dapat sms atau tlp dari dia???? #Berharap”.
Aku tahu, aku sadar, dia tak akan datang. Meskipun hujan telah turun, tapi dia takkan sempat dan punya waktu untuk menemuiku lagi. Semoga, jika benar hari ini hujan turun ponselku akan heboh dan mengabarkan bahwa dia memang selalu ada untukku.
Tapi…. Dia, di tempat yang berbeda. Apakah akan tahu, bahwa hujan akan mengunjungi ku hari ini

2 komentar:

  1. hmm,,, apa pesannya akan selalu datang jika hujan turun?
    kak jadi ingat novel remaja yang "hitam" judulnya "...dan hujan pun berhenti." penulisnya anak psikologi unpad farida susanty. yang di depan novelnya ada katanya2; "aku mau bunuh diri, asal tidak hujan." jadi si tokoh selalu menggantungkan boneka teruteru bozu di pohon belakang sekolahnya biar hujan tidak turun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapz, ceritanya gitu kak. Pesannya akan datang setiap hujan turun. Tapi, sejak si "Dia" ini pindah dan musin semi mulai datang, si "Dia" ngga ngasih kabar lagi ke "Aku" :D

      Wara belom baca novelnya kak... Kakak punya??? Ntar deh, wara pinjem kalau Travelers' Tale sudah selesai

      Hapus