Public Display lagi aaaah..
Hahahaha.
Udah lama nggak berbagi cerita. Haaa..
ada banyak hal yang mau diceritain, tapi... heeemm. Bakal panjang bangat dan
bakal bosen ntar yang baca.
Pamer apa ya..?
Heeem... Haaa.. Heee... hooo,,,
tuttt. Tuuttt. Habis waktu. Anggap saja begitu.
24 Maret 2015
Hari selasa di tahun 2015. Hari
kelahiran Triyona Kristy alias Yona Q’mibayotiinoby. Beruntung hari itu Yona berada di Bukittinggi,
kami merayakannya bersama. Disusul Aciq yang nyampe pada malam hari.
***
W masih kerja di lembaga
psikologi. Libur sama, tetap dua hari. Tetapi di hari yang berbeda. Jika
kebanyakan orang istirahat kerja di hari sabtu & minggu, lembaga tempat W
bekerja berbeda. Hari libur kami adalah Rabu dan Kamis. Dan memang klien terbanyak
datang di hari sabtu dan minggu.
Sebelum tanggal ini, beberapa
hari setelah W di wisuda, W ngobrol dengan beberapa orang dan meminta mereka
untuk mengantar dan menemani W menuju puncak gunung. Gunung apa yang duluan,
terserah, yang penting temani W.
Setelah terjadi penolakan
beberapa kali karena waktu yang tak tepat dengan hari bebas W, W akhirnya bisa
berangkat ke puncak gunung. Tujuannya adalah “Gunung Talang”.
Terimakasih tak terhingga untuk
sahabat-sahabat terbaik yang W punya. Setidaknya W berhasil mencapai puncak
gunung meski hanya satu gunung yang didaki. Dan W rasa, Bayaik berperan
penting disini. Febrian Saputra, Yudhana Dalie Martha, Rifaldo Agusta yang akan
komplen kalau W melupakan Saputra nya [tu udah Wara ketik-DILARANG KOMPLEN],
dan Bang Putra, telah mempersiapkan semuanya. Aaaa W jadi terharu.
Sebelumnya W memang sudah diberi
tahu bahwa W tinggal pergi. Cukup bawa perlengkapan pribadi, yang lain sudah
beres. Dan benar saja, W kaget waktu tahu ternyata mereka sudah siap dengan secarik
kertas yang penuh dengan list perlengkapan yang sudah banyak cheklistnya.
***
Waktu itu hari selasa. Tepat di
hari ulang tahun Yona. Setelah urusan kantor seleasi, W berangkat ke kampus
dengan ransel yang sudah berisi perlengkapan pulang. Sore itu akan ada rapat
untuk kegiatan di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan alias SMK. Sebelumnya W
sudah berjanji dengan Upay akan mencari kue untuk Yona.
Terjadi kegaluan dalam menentukan
hari keberangkatan. Karena banyak laki-laki nya, Bayaik jadi enggan untuk ngajakin
teman-teman nginap di rumah. Padahal sebelumnya W udah bilang, berangkat
selasa, rabu tinggal naik. Sayang Bayaik enggan dan tidak mengungkapkan. Jadi,
dia merencanakan berangkat ke Solok nya rabu pagi. Khawatirnya, teman-teman
rada susah bangun pagi. Padahal nggak masalah, karena memang saudara W
kebanyakan laki semua. Akhirnya disepakati berangkat selasa setelah magrib,
karena W akan merayakan ulang tahun Yona dan harus breafing dulu.
Setelah breafing, W langsung cuss
menemui Upay di Proma 1. Kita membeli kue dan mencari gorengan untuk membuat
perayaan sederhana.
SELAMAT ULANG TAHUN YONA.!
#DokumentasiHanyaAdadiPhoneUpayYonadanAciq
Harusnya setelah maagrib kita
berangkat. Tetapi karena Bayaik harus ke Rumah Sakit dulu menemui orangtua
temannya, kita jadi berangkat jam sembilan lewat.
Bimbang kembali menghantui.
Bayangan Begal yang sudah memasuki wilayah Sumatera plus wanti-wanti Tata dan
Dina membuat kami ngeri. Akhirnya W bilang ke Upay:
“Pay, kalau udah jam 9, kita berangkat besok pagi aja”.
Beruntung telpon dari Aldo masuk
nyaris jam 9. Kita tetap berangkat malam itu.
Malam itu Bayaik dan Godok
menjemput kami. W, Bayaik, Upay, Godok bersama dua motor bergerak menuju
kontrakan anak cowok. Disana berberes dan berbenah segala hal yang akan dibawa.
Kami berangkat menuju Kota Solok.
Satu-satu air mulai turun dari
langit. W selalu suka hujan dan bunyi yang diciptakan. Beruntung kami tidak
kuyup karena kami berada di depan hujan. Sayang, di daeraaaaahh,, eeemmpp,,,
haduuuu,, apa ya,,, W lupa. Mungkin Kubu Karambia. Hujan mulai mendekati kami.
Turun semakin kencang, semakin deras. Berbunyi-bunyi.
Kami berhenti di depan sebuah
warung. Berteduh. Bayaik ngasih W sebuah mantel hujan plastik yang terbuat dari
kresek. Itu untuk W dan perjalanan pendakian nanti.
Kami menempuh hujan.
Bersama-sama.
Perjalanan kami akan sangat seru
jika di filmkan. Sayang, tak ada dokumentasi disini. Gelap, hujan dan tas besar
disana sini.
Nah, W lupa lagi itu daerah apa.
Mungkin Tanjung Mutiara. Sebuah tikungan tajam. Banjir berair. Yudha dan Bang
Putra sudah lebih dulu melewatinya. Disusul W dan Bayaik yang sedikit oleng
menempunya.
Berikunya Upay dan Godok yang tersedat
dan mengharuskan Upay turun dari motor. Beberapa menit kami membantu orang
melewati genangan air. Melaksanakan tugas mulia. Tanpa pamrih hingga hujan
mulai mereda. Meski tetap turun dengan jarak yang sudah mulai jauh, satu-satu,
tidak begitu lebat.
Sebelum melanjutkan perjalanan,
motor godok sempat mogok. Beruntung Bayaik berhasil memotivasi tu motor untuk
terus bersemangat membawa kami. Ya.. ya.. ya.. dia memang sudah berpengalaman
perihal perbengkelan.
Singkarak. Hujan semakin lebat. Petir menyambar-nyambar. Kami
kembali mencari tempat berteduh. Benar-benar perjalanan super. Super duper
seru. Disini kami berhenti lumayan lama, menunggu hujan reda. Mereka (para
lelaki) sibuk mengobrol dan menghangatkan diri, begitu juga W dan Upay yang
kemudian sesekali mengamati air yang jatuh, danau, sebuah pohon dan siluet di
malam hari.
Perjalanan kami lanjutkan setelah
hujan benar-benar berhenti.
Rumah. Entah jam berapa kami samapai dirumah. Jam 11 mungkin. Atau
malah setengah 12. Setelah makan, W dan Upay ijin menuju dunia mimpi, memasuki
alam bawah sadar kami.
Bayaik, Aldo, Yudha, Bg Putra?
Entah lah. W tak tahu.
25 Maret 2015
Terbangun di Pagi hari membuat W
kaget dengan realita yang terjadi. Rumah W bocor. Air memasuki rumah, jatuh
melalui genteng yang mungkin sudah tidak utuh lagi. Rumah itu benar-benar sudah
tua. Seusia W. Harus dirombak habis.! Bukan sekarang. Mungkin suatu hari.
Setalah bersiap-siap, sarapan dan
berbelanja lama di pasar akibat choki-choki yang tak ditemukan, kami berangkat
menuju Gunung Talang.
Menurut perkiraan bapak setelah
menghubungi temannya. Diatas sana tidak hujan.
Dari Kota Solok, kami berangkat
menuju Kabupaten Solok. Melewati kebun teh menuju Aia Batumbuak. Perjalan
menuju Aia Batumbuak dari Kota Solok di tempuh dengan lama perjalanan lebih
kurang satu jam.
Sekertariat Pendakian Gunung Talang |
Sampai di Sekertariat, kami melapor dan
melanjutkan perjalanan. Disini, untuk keamanan kami harus membayar sebanyak
Rp.7.000/ orang dan per-motor.
Perjalanan dimulai. Haaa… suda
lumayan lama. W mulai lupa bagaimana perjalanannya.
Baiklah. Akan W ingat sebisanya.
Perjalanan dimulai dengan
melewati rumah warga dan kebun teh. Sangat indah. Kiriiiiii.. Kanan.. ku lihat
saja, banyak daun tehnya a a a… Kiriiii kanan, ku lihat saja, daun teh
semuaaaa…
Kebun teh hingga Pos 1. Disini
kami beristirahat. Shalat dzuhur dan mengisi derigen-derigen yang sengaja di
kosongkan dari bawah.
O’o. Gerimis datang lagi. Kami
menunggu hingga titik-titik itu menghilang. Agar tak kelamaan, maka diputuskan
untuk berjalan dibawah hujan.
Masing-masing kami menggunakan
mantel hujan plastik yang sudah disiapkan.
Kami bertemu pendaki lain yang
lebih dulu sampai di puncak. Itu artinya, mereka sedang turun. Ketika ditanya,
mereka mengatakan bahwa ada satu kelompok lagi diatas dan mereka akan turun.
Berarti, nanti, hanya kelompok kami yang akan berada diatas sana.
Seperti pendakian-pendakian
sebelumnya, kami harus terus bersemangat sampai ke puncak nanti. Ada banyak
rintangan yang kami hadapi. Mulai dari hujan, jalan becek dan licin, suhu
dingin, hingga “acek” (sejenis lintah yang makan darah) menempel di kulit kami.
W geliiii banget sama
lintaaaaaahhhh.!!!! Bisa jingkrak sana jingkrak sini W nya kalau ketemu.
Sepertinya darah masing-masing dari kami sudah dicicipi acek. Yudha
menyarankan untuk menggunakan lotion nyamuk agar acek tidak mendekati kulit
kami. Dan nggak tau kenapa tu lintah tiba-tiba bisa ada ditangan W.
***
Setelah melewati beberapa medan,
akhirnya kita sampai di puncaaaakkk... Ye ye ye.
Belum puncak sih. Tapi,,, Ya.
Bisa dikatakan begitulah. Besarnya seperti lapangan Bola. Dan benar saja, hanya
kita ber-enam yang ada disana tanpa kelompok pendaki lain. Seru juga sih
sebenarnya. Lapangannya jadi luas, dan kita bebas memilih akan mendirikan tenda
dimana.
Dari pos penjagaan lebih kurang 4
jam perjalanan untuk sampai disini. Kami membangun tenda. Beres-beres
perlengkapan. Dan, beristirahat.
Hey, kami para wanita manjadi “Tuan
Putri” saat pendakian. Hahaha.
Semua hal telah di persiapkan
oleh para lelaki termasuk hal-hal yang berkaitan dengan lambung.
Next, kami shalat magrib dan
beristirahat.
Diatas sana sangat dingin apalagi
ketika malam datang berkunjung. So, bawa lah pakian tebal, jaket, dan kaos
kaki.
Malam sangat Indah. Ada banyak
bintang dan bulan. Kami bermain hingga larut.
WHAT??? MAIN??? Main apa
malam-malam.! Di gunung pula.!
Hahahaha... permainan remeh-temeh.
Bermain kartu. Ntah itu UNO atau apalah. Sambil mengobrol.
Karna besok akan ke puncak yang
sesungguhnya, kami istirahat pada waktunya (disaat sudah mengantuk, mulai bosan
main, dan tidak ada hal lagi yang perlu dibicarakan).
26 Maret 2015
Pagi datang. Brrrrr, dinginnya
masih belum hilang. Gosok gigi, cuci muka, berwudhu dan shalat subuh. Next. Sarapan. (sarapan nggak ya?) kayaknya
enggak deh.
Kita naik mencari puncak yang
sesungguhnya. (kami berenam adalah pemula) Hanya Godok yang satu kali pernah ke
tempat ini dan belum sampai puncak. Perjalanan mencari punjak gunung dimulai. Terang
saja, berakhir dengan “TIDAK BERHASIL MENUJU PUNCAK TALANG YANG SUSUNGGUHNYA”.
Istirahat sejenak. Perjalanan mencari puncak yang sesungguhnya. Diambil saat kabut mulai hilang |
Oya, ada yang lupa. Ada satu
tempat dimana dari sana kita bisa melihat tiga danau sekaligus. Danau Kembar
[Danau Atas & Danau bawah] + Danau Talang. Itu letaknya dileher gunung. Pemandangannya
sangat cantik.
Back yah.! Ada beberapa faktor
yang membuat kita tidak berhasil menuju ke puncak yang sesungguhnya. Yang pertama
karena memang masing-masing kita pemula, so nggak ada yang pandu. Terus juga
karena kabutnya sering turun secara tiba-tiba. Jadi kita harus sangat
berhati-hati.
Kami akhirnya menyerah dan turun.
Sampai dibawah kita makan siang (lagi-lagi yang masak para pria).
Kemudian take
a pict sepuasnya. Baru deh turun dan back home.
Nah, di Talang itu kita akan
mendengarkan suara khas dan bau yang khas. Suara muncul dari kawah yang masih
aktif. Kawah itu mengeluarkan asap seperti kereta api tuuuuttt... tuuutttt... Dan
bunyinya seperti kapal terbang. Baunya,,,,, luaarrr biassaaaaa,, bau belerang
sangat pekat disini.
Begitulah.
Perjalanan kegunung pertama
setelah W di wisuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar