31 Desember, aku
berencana ngga kemana-mana. Menunggu pergantian tahun di rumah saja. Mbak Ika
bilang, lebih asyik kalau melihat kembang api dari rumah saja. Maklum, rumah
ini berada di daerah yang cukup tinggi. Kalau biasanya kita melihat kembang api
mendongak ke atas, dari sini (Salatiga) kita bisa melihat kembang api kearah
bawah (Daerah Ambarawa), atau dengan membuang pandangan jauh kedepan saja.
Sayangnya turun
hujan, kadang gerimis, kadang hujan lebat. Aku sempat melihat kembang api dari
arah Ambarawa sana. Mungkin itu ulah anak-anak yang ngga sabar menunggu
pergantian tahun.
23.00 WIB, hujan
lebat digantikan gerimis. Rinai mengunjungi derah kami. Kota Salatiga. Meski
basah-basahan, jalanan tetap rame. Yang menggunakan motor, terlihat begitu mesra
bersama pasangan mereka. Ada yang membawa anak, ada juga pasangan muda. Mau-maunya
mereka hujan-hujanan begitu hanya untuk menyambut dan merayakan pergantian tahun di pusat kota.
Karna belom
shalat, aku masuk kedalam dan berwudhu. Lagi asyik-asyiknya menggosok gigi,
Bulik mengetok pintu kamar mandi. “Wara, mau ikut ngga? Lihat kembang api? Di
Pusat kota?”.
“Iya,,, tapi
Wara shalat dulu ya Bulik. Eh, apa ngga hujan?”
“Ngga kok, Udah
reda. Bulik tunggu di luar ya..”
Menggunakan
angkot, kami (Aku, Bulik & Yoga) berangkat menuju pusat kota.
Tak kusangka,
tahun baru memberikan rezeki tersendiri bagi beberapa pedagang dan sopir
angkutan umum. Ngga biasa-biasanya masi ada angkot yang mencari penumpang pada
jam setengah dua belas malam. Biasanya, di jam sembilan sudah sangat susah
menemukan angkot.
Bukan hanya itu,
Walikota mengadakan open house di rumah dinasnya yang juga berada dipusat kota
(Aku tak menemukan hal seperti ini di Kota Solok). Disana diadakan acara makan
bersama. Siapa saja boleh ikutan makan.
Masi seperempat
jam lagi, hanya untuk menunggu angka 31 menjadi angka satu.
Rame sekali,
Pusat kota sangat rame. Sepertinya semua orang keluar rumah. Pasar dan jalanan
dipenuhi orang.Bermeter-meter panjang jalanan,
isinya orang semua. Saaaannnngggaaaaatttt rame. Penuh sesak dengan orang.
Jalanan banjir orang.
Tinggal beberapa
detik lagi. Seseorang dari atas gedung hotel melambai-lambaikan tanggannya
menggunakan pentungan polisi. Cahaya merah panjang bergoyang ke kiri dan kekanan.
10, 9, 8, 7, 6,
5, 4, 3, 2, 1 asap menggempul bercaya kemerah-merahan dan kuning. Sebuah balon
api terbang ke udara. Perlahan naik, kembali turun dan menghilang. “Jeduar,
jeduar.!!! Nyyiiittttttt!!! Duuaaarr!!! Duarrr!!!!” Kembang api mulai menghiasi
langit, bergantian memamerkan keindahan masing-masing. Selama 40 menit kembang
api dimainkan. Semua bersorak-sorak melihat Indahnya kembang api. Malam itu,
langit dihujani cahaya api dan asap dari seluruh negeri.
Kembang Api @Salatiga. 1 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar