Tahu slogan ini? “We share because we care”
Bukaaaan,,, jangan salah sangka
dulu. Wara ngga berniat menjelekan siapapun, kalangan manapun, komunitas
apapun. Suwer deh.! Mumpung sekarang sudah malam. Dan wara mumet met met met
met, maka akan Wara beri tahu sesuatu. Ini tentang hati, kejanggalan dalam
diri.
Wara sekarang kan lagi
berdomisili di jam gadang nih. Karna kesibukan, belakangan wara merasakan
rutinitas yang sama. Akhirnya, Wara berjalan keluar untuk merasakan suasana
yang berbeda.
Seperti biasa, Kota Bukittinggi
selalu rame. Apa lagi di hari-hari libur kerja. Sabtu-Minggu. Dan seperti biasa
juga, daerah sekitaran jam gadang dikunjungi banyak kepala. Sekarang lihat,
selain pedagang kaki lima yang memamerkan dagangannya, juga ada komunitas pencipta
reptil (*katanya) yang memamerkan
tangkapannya, hasil buruannya.
Eh, maaf ngga maksud menjelekkan.
Hanya ingin mengungkapkan. Dari pada dipendam.
Heeeeeyyy,, ini dunia ku. Blog
milik ku, teserah aku dong mau mengatakan dan menuliskan apa. Toh aku tak punya
banyak pengunjung. Tak pula ada yang memperhatikan. Ini wadahku. Kalaupun
dibuka untuk umum, siapapun bisa baca, bukan urusanmu to. Yang penting,
jari-jariku tetap asik menari mengikui irama hati.
Sudah ah, balik ke topik yu.
Sesuai ketikan yang telah
diketikan jari-jari tadi atas perintah otak dan bersumber dari hati, jam gadang
kini tak hanya memamerkan suara, barang dagangan dan keunikanya (IIII à angka 4 romawi), tapi
jua memamerkan berbagai macam hewan (bukan dari kebun binatang). Sepertinya
hewan-hewan ini ditangkap sendiri, dijinakkan, dipamerkan, dan menjadi ladang
peghasilan. “Sepuluh ribu rupiah jika ingin memegangnya sesuka hati, berapapun
lamanya”.
Ada banyak pilihan hewan, mulai
dari reptil (sesuai nama komutis) hingga bukan reptil. Kebayangkan, ada ular
dari ukuran besar hingga ukuran kecil, iguana, musang, burung hantu berbagai
jenis, burung elang (ada ngga ya?), anak monyet, eh sinpanse, eh.. pokoknya
jenis itu lah...
Benarkah mereka berbagi karena
mereka peduli??? Benarkah??? Aku ingin percaya, sayang hatiku meragukannya.
Percayalah, benarkah karena kepedulian???? Tunggu, aku jabarkan dulu. Sek.. sek.. tak ketikan,. Sabar
dong..
::Care kah namanya jika harus
membawa si hewan dengan tas kain besar?
::Care kah namanya ketika harus
memplester mulut ular?
::Care kah namanya, ketika hewan
yang biasa tidur disiang hari, malah dipertontonkan sepanjang hari?
::Care kah ketika anak simpanse,
monyet atau apalah yang usianya baru 4.5 bulan di pertontonkan tanpa ada
istirahat. Digendong terus
::Hufh, kasihan. Aku melihat
kelelahan dari raut muka mereka (*sotoy)
Sebenarnya ini bentuk
keprihatinan. Apakah mereka care karena jenisnya mulai langka? Menangkapnya
kemudian dipertontonkan kepada massa? Adil kah? Care kah namanya jika setiap
orang boleh memegang mereka, bermain bersama mereka sementara mereka butuh
istirahat ekstra. Dan, anehnya satu hewan dihargai sepuluh ribu jika ingin berfoto
dan bermain bersamanya.
Lebih baik dimasukkan kedalam
penangkaran atau tempat konservasi (*bener ngga ini tulisannya) agar
kelestarian mereka tetap terjaga.
Aneh kan? Lantas apa yang bisa
aku lakukan? Ikut menonton dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar