Senin, 28 April 2014

KUALAT itu NAMANYA

Oke oke,,, semua pada tahu arti kualat kan???
Itu lah kenapa dia tak mau menceritakan pada Bundanya.
***

Aku kurang menyukai anak-anak. Apalagi yang usianya balita. Terlebih lagi kalau rewel minta ampun, ngga mau dibilangin dan arrrgh...!! Hal-hal yang membuat w muak. Buat mood w berubah-ubah. Di tambah w selalu geram bila bertemu tuyul-tuyul ini.

Sayangnya, belakangan ini w terpaksa harus dan wajib berhadapan dengan anak kecil. Daaaannn,,, w terpaksa merepres apa yang w rasa. Merepres apa???
Itu lah,, w ngga bisa menggambarkannya dalam ketikan ini, w hanya bisa mengomel dalam hati.  #khusus anak-anak yang bikin hati w cenat-cenut.

Tapi sekarang w sudah berubah kok. Setelah w pahami dan w amati, w suka anak-anak dan remaja. Anak-anak yang baik dan asyik, remaja yang terbuka dan suka cerita.
Apalagi sepupu-sepupu w yang baru gede. Seru ketika mereka terbuka menceritakan pacar masing-masing.
***

W anti banget sama yang namanya anak-anak. W paling seneng menggigit. Gigit bokong mereka (kiri-kanan), lengan (kiri-kanan), tangan (kiri-kanan), begitu juga dengan mencubit. W juga suka narikin rambut mereka sampe nangis. W suka tangisan dan raungan mereka. Menggembirakan sekali mendengarnya. Hahahaha. Ngga tau kenapa, w punya kesenangan tersendiri dengan itu. Ya, sampai hari ini pun begitu. Dan hal-hal seperti itu hanya bisa w lakukan kepada adik-adik dan sepupu-sepupu w.

Haaaaah.. itu kenapa w jadi menahan banyak hal belakangan. Karna:
::Pertama, w sering bertemu anak-anak
::Kedua, w tidak punya kekuasaan untuk menjahili mereka
::dan ketiga W dijahili seorang anak laki-laki

Gimana bisa???? Wara sang ratu dan si penguasa di jahili???
Aku, kalau bukan dirumah dan tidak diberi mandat oleh suatu kelompok, perkumpulan atau instansi,  ya ngga punya kekuasaan apa-apa.

Begini ceritanya:
Waktu itu hari apa ya??? W lupa. Salah satu Dosen w menitipkan anak nya. Dan anak Beliau jahilnya minta ampun. Bola, dilempar kemana-mana. Dipantulkan sekuat tenaga ke lantai hingga terbang tinggi keatas loteng. Meja bayi di pindah-pindah. Haduuuuuu.!!!
“Terserah lu deh, mau ngerjain apa.! Yang penting JANGAN GANGGU KEGIATAN W.!”
***

Si anak saking jahilnya, ketika w sedang bertugas. Tu bola dilempar-lempar kearah w mengenai punggung w. Kepala w di timpukin.
W mau ngisi tinta printer, eee.. digangguin dan dianya ikut mainin. Sampe akhirnya tu printer ngga jadi w isi ulang. Hati w sudah hancur berkeping-keping. Tetap menegurnya dengan senyum cantik ala malaikat. Padahal di hati, gluduk besar menyambar-nyambar.
Kunci lemari lah yang dimainkan dan disembunyikannyanya. Pokoknya bikin w “BeTe”.
Yang bisa w lakukan hanya mengomel. Wajah bahagia dengan hati terluka.
***

Dia masih sibuk dengan bola-bola itu, ntah akan menjahili w lagi ntah tidak. Yang pasti w harus selesaikan urusan w sesegera mungkin. W buka lemari, w mulai mencari. Sedangkan kuncinya w sembunyikan agar tidak diambil lagi.
Dari pintu lemari lain, dibiaskan gambar si anak. W bisa memperhatikannya dari sana sembari mencari berkas. Bersiap dengan segala kemungkinan akan kejahilan yang akan dia laksanakan. Tau-tau sebuah bola kuning kecil menggelinding ke arah w. W pura-pura tidak tahu dan tidak memperhatikan. Si anak mendekat. Ntah apa yang terjadi, tiba-tiba kepalanya membentur pintu lemari yang w biarkan terbuka.
“Rasain lo.! Kualat itu namanya” hati W bergumam bahagia

W kasian, w dekati dan w elus kepala yang terluka. Hufh.! Untung hanya itu. Tidak begitu parah.


Dan w rasa, hal itu membuatnya jera dan tahu akan kesalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar