Sudah lama tidak pulang.
Itu artinya, sudah lama aku tak
jahil dan menjahili.
Sudah lama pula aku tak mendengar
tangisan, dan permohonan maaf.
Lama, lama sekali.
Malam itu ku temukan mangsa.
Adik laki-laki ku. Prabu namanya.
Dia sering lalu lalang.
Entah apa yang terjadi, ada
sebuah benjolan besar dikepalanya. Terakhir bertemu, benjolan besar itu hanya
berupa jerawat kecil putih yang akan menyembur keluar kulit. Sekarang kok malah
jadi mengkilap dan besar begitu???
Pertanyaan itu segera terjawab.
Mami bilang itu “BISUL”.
Malam yang menyenangkan. Seperti
biasa, kami keluarga besar selalu berkumpul di beranda. Bercerita, tertawa,
makan-makan dan melaksanakan aktivitas bersama. Seperti biasa pula, ada banyak
camilan yang menemani kita. Salah satunya, kuaci kesukaan “PRABU”.
Dari ujung jalan, terlihat prabu
yang baru saja mengunjungi rumah tetangga.
“Buuuuu,,, sini lah bu...”
Kita cipika cipiki, melepas rindu
dan rasa sayang.
“Duduk lah sini bu, ma’am kuaci”
Dengan polos Prabu duduk sambil
makan kuaci.
Kejahilan w muncul kepermukaan.
W sibak rambutnya perlahan.
“Kenapa ni buuu..? Sakit kalau di pengang?”
“Nggak”
“Boleh pegang bu..???”
Prabu masih asyik dengan tumpukan
kuaci didepan kaki yang diposisikan melingkar “baselo”.
“Liat Buk Dokter ya Bu..”
“Sini Buk Dokter Operasi”
W pun membuka celah. “Terbuka”.
Tinggal pencetan maut untuk mengeluarkan nanah dan darahnya.
Prabu masih tenang dan sibuk
dengan kuacinya.
W menemukan sekutu. Secara tidak langsung
dan tidak resmi, w mengangkat Tante Nike sebagai asisten. Tante bersiap dengan
2 kapas yang biasanya digunakan untuk membersihkan wajah plus sebotol obat
merah.
“Cuma tinggal dua Weerrr,, kapas
muka tante habis”
Oke, malam itu terjadi praktek yang
tak diketahui nama dan tekniknya.
Sekuat tenaga, w pencet tu
benjolan besar. Ada nanah dan darah yang keluar. Prabu kesakitan. Menjerit,
menangis. Hahahahah... W bahagia. Kemudian, mengelap cairan yang keluar.
“Sudah bu.. sudaaaahhh..”
“Eeee.. ada kuaci, eh, apa ni a..
Liat ni buuu” Menyodorkan handpone buat dimainkan sebagai pengalihan.
“Bentar lagi kita operasi lagi
ya..”
Setelah diam beberapa menit,
pemencetan w lakukan. Begitu terus, sampe ngga mempan lagi dengan
pengalihannya.
Dia mulai takut saat tangan w
menyentuh dahinya.
Operasi akhirnya diakhiri dengan
pembersihan. W meminta tisu mami dan meminta puja membawakan air hangat.
Setelah itu, benjolan dibubuhi obat merah.
Masih belum sempurna.!
Benjolannya juga masih ada..
Dan parahnya, prabu jadi ngesot
gambil sandalnya. Akibat malpraktek, seorang balita terpaksa ngesot.
Jikakakakakakakawa
“Tunggu Bu Dokter pulang dulu ya....
Nanti kita Operasi lagi, Bu Dokter keluarNegeri dulu” Hahahaahahaha
Prabu After Operasi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar