Senin, 28 Januari 2013

Jalan-jalan di Kota Semarang


Dua hari bersama Rara Sabria di Kota Semarang sungguh sangat menyenagkan J J J


Aku berangkat siang, setelah jum’atan. Dari kota salatia, aku berkunjung ke Semarang menemui Rara Sabria, sepupuku tersayang. Kali ini aku akan menjadi turis, Rara lah guide nya.
Dari Salitaga menuju Kota Semarang tidaklah lama. Hanya dalam waktu + 1 jam, aku telah sampai di Semarang. Mengunakan bus antar Kota aku turun di ADA BANYUMANIK SEMARANG.
Kita sudah berjanji ketemuan disana. Rara menjemputku menggunakan sepeda motor. Siang itu, aku dibawa Rara berkelilling mengunjungi kampus UNDIP tempat Rara kuliah. Aku diajak jalan-jalan mengitari kampus. Rara memberi tahuku dan mengenalkan fakultas-fakultas yang ada disana. Walau hanya sekilas , aku tetap bahagia meskipun tak banyak yang aku ingat mengenai letak dan fakultas apa aja yang ada disana. Dibanding kampus cabangku yang ada di Bukittinggi, UNDIP jauh lebih besar, lebih luas dan lebih megah. Mungkin hampir sebesar  UNAND (aku juga kurang tau, kira-kira begitulah). Tapi, UNAND lebih unik karna material bangunannya yang terbuat dari batu.
Setelah berkeliling, aku dibawa Rara menuju kostannya di Tembalang. Disana aku juga bertemu dengan teman-teman SMA ku dulu. Lia dan Tifa. Sore itu kita habiskan dengan berkunjung ke Rumah Sakit Umum Banyumanik. Teman Rara, sesama Minang terserang DBD dan terpaksa dirawat di RS ini. Kekeluargaan yang sangat kental tergambar disana. Rame sekali. Secara bergantian anak-anak IKAMI (Ikatan Mahasiswa Minang) menjaga dia yang dirawat.
Malamnya, kita main ke Maal Citra. Dinner di KFC dan nonton Habibie & Ainun.Serrruuuuuu bgt, Perjuangan Ainun, kesetiaan Ainun jempolan dech J
Rara




Si Rara kurang peka. Orang udah meneteskan air mata, ngusep-ngusep mata, eeee tissuenya belom juga muncul. Dan akhirnya, setelah beberapa menit berselang, si tissue yang ditunggu-tunggu nongol dari dalam tasnya Rara J. Dengan singap aku langsung mengambil sehelai tissue. Tanpa mempedulikan.
Aku bingung juga ni kisah lucunya dimana. Yang jelas, setelah film selesai, kita pulang dan lansung terbahak-bahak mengingat kisah tissue yang telambat datang.
Karna dapat tiket malam, 21.55 pulangnya pun larut. Sekitar jam satuan kita nyampe di kost. Sebelum ke kost, mampir dulu ke Indomart beli nugget buat sarapan besok pagi. Dan ternyata, rupanya, kiranya, ada Rian Bakua disana. Rian, teman satu SMA ku. Pernah satu kelas juga dulunya. Salaman dan tonjok-tonjokan seperti biasa. Hehehehe. Ngobrol bentar dan kembali pulang.
Besoknya, aku bangun lebih awal dari Rara. Setelah shalat, aku tidak bisa tidur lagi. Sementara rara, masi saja larut di alam mimpi. Jam 9. Rara masi belom bangun. Sementara nunggu, aku melihat koleksi novel milik Rara. Blom terlalu banyak sih. Tapi lumayan. Ada Ranah 3 warana, novel Dee dan..? eeemmppp.. aku lupa. Hehehehe. Aku sempat baca sebentar beberapa. Tapi ngga lama. Samapai akhirnya, aku membangunkan Rara lagi.
Sarapan pagi. Goreng nugget dan membeli nasi. Sepertinya biaya hidup di Semarang ngga semahal di Bukittinggi. Kalau di Bukittinggi Rp. 7000,- hanya dapat beli lauk doang di Semarang malah nasi lengkap lauk dan sayurnya.
Setelah sarapan pagi, aku mandi. Oya, sebelumnya aku udah janji mau ketemu Adit. Teman satu SMA ku juga. Kalau aku ngga salah, kita pernah 2 kali sekelas. Tepat setelah aku mandi Adit datang. Aku, Tifa, Lia dan Adit ngobrol-ngobrol bentar di kostan. Eh, bukan bentar sih. Lumayan lama. Saking lamanya Rara sempat ketiduran karna nungguin kita.
Obrolan panjang. Mereka masih salah sangka mengenai psikologi. Banyak mitos-mitos psikologi yang kami diskusikan disana. Ngeliat kepribadian dari tanda tangan, ramal garis tangan, etc. Obrolan panjang, sampai gossip kedekatan Adit dengan seorang perempuan juga kita diskusikan. Sayang, obrolannya harus terpotong karna aku harus melanjutkan perjalanan. Kalau tidak segera, bisa-bisa aku balik ke Semarangnya kemalaman.
Akhirnya, jam sebelasan aku dan Rara berangkat untuk berenang. Tujuan kami “Water Blaster”. Untuk masuk ke tempat ini kita mesti membayar Rp. 50.000,-/ orangnya. Dan ini memang untuk semua wahana. Semua penbayaran dilakukan di depan. So, pembayaran lokerpun harus kita lakukan ketika membayar tiket masuk. Kita menyewa loker besar. Maklum, barang bawaan banyak. Hehehehe. Uang sewanya Rp.10.000,- untuk satu loker besar.
Aku kira, Water Blaster memang tempat berang. Ternyata bukan. Water Blaster ini ternyata tempat bermain air. Kalau di daerah Sumbar, bisa jadi hampir sama dengan Minang Fantasi (Mifan). Tapi jelas, Water Blaster lebih besar dan lebih luas. Seluncurannya pun juga lebih tinggi. Lokasinya itu berada di dalam perumahan elit yang memiliki lapangan golf. Pantas saja di tiketnya di tuliskan “Graha Candi Golf”. Selama dua jaman kita main air disini. Seru-seruan naik seluncuran + pelampung. Masuk mulut hiu, ke daerah kapal karam, pokoknya main air deh #bukan berenang.
Perjalanan berikutnya, menuju “Lawang Sewu”. Hari sudah sore dan kita belom makan siang. Akhirnya, kita putuskanlah makan di Solaria, Paragon mal. Shalat Asar disana. Memang tidak dipungut biaya. Tapi, untuk peminjaman mukena kita mesti memberikan KTP sebagai jaminannya. Baru kali itu aku melihat yang seperti itu. Pengunjung mushalla ini juga sangat rame. So, mesti antri de.. :D
Dari paragon, kita jalan kaki menuju Lawang Sewu. Ngga jauh kok, Cuma beberapa menit jalan kaki. Dari depan pintu masuk Lawang Sewu, kita bisa langsung melihat tugu muda. Anatara Tugu Muda dan Lawang Sewu memang ada keterkaitan sejarah. Sayang aku lupa dan memang ngga tau. Hehehehehe.
Masuk lawang sewu, kita langsung beli tiket dan disediakan tour guidenya. Harga tiket Rp.10.000 untuk satu orang, satu kali masuk. Dan pembayaran guidenya Rp.20.000,-
Lucunya, Lawang Sewu ini menggunakan promo. Untuk sepuluh kali kunjungan, kita bisa gratais 1 X kunjungan. Hehehehehe. Menurutku ini satu hal yang aneh.

Di Pandu Mas Bambang (kalau ngga salah), kita berjalan mengelilingi bangunan tua ini. Beliau menceritakan sejarahnya dan seluk beluk ruangan. Dulunya lawang sewu merupakan kantor administrasi dan stasiun kereta api. Lawang Sewu, berarti seribu pintu. Dikatakan begitu karna memang ada banyak pintu disini. Pintu ini dihitungnya bukan berdasarkan lobang pintunya, tapi berdasarkan daun pintu yang ada. Setelah dihitung, disatu pintu terdapat enam daun pintu. Banyak bgt yah. Katanya sih untuk sirkulasi udara biar ngga panas. Perasaan sirkulasi udaranya banyak banget. Diruang bawahnya juga ada sirkulasi udara. Diatas bagian atap juga sebagai sirkulasi udara. Setelah diajak berkeliling, kita ditwarkan untuk ke ruang bawah tanahnya. Sebagai penjara bagi masyarakat Indonesia. Ada penjara berdiri dan penjara jongkok disana. Dulunya sih, ngga boleh ada yang masuk kesana, tempatnya ditutup untuk umum. Namun, setelah tim bukan dunia lain shooting disana. Tempat ini akhirnya dibuka. Untuk masuk kesana, kita mesti membayar guide lagi. Aku lupa berapa. Kita akan di fasilitasi sepatu bot dan senter.
Bersama gide yang baru kita masuk ke penjara bawah tanah itu. Gidenya kali ini seorang perempuan. Ibu-ibu yang menerutku sangat berani. Bayangkan, ia begitu beani menjadi pemandu untuk ruangan gelap seperti itu.
Gelap dan sangat mengerikan. Bukan hanya itu, dibawah sana juga sangat becek. Genanagn air dimana-mana. Guidenya bilang, dulunya ngga ada lampunya, baru beberapa tahun belakangan ini ruang bawah tanah diberi lampu. Ngeri sekali. Sempat merinding juga. Toh hanya kita bertiga yang ada disana. Untuk sampai di tempat awal saja, kami harus meloncati sebuah jendela.
Pemandu


Penjara Jongkok

Selesai menelusuri ruang bawah tanah, kami kembali lagi di pandu Mas Bambang keluar menuju halaman. Ya, Mas Bambang memandu kami hanya sampai di daerah ini. Ia menunjukkan jalan keluar dan memepersilahkan kami beristirahat.
Makan donat dulu

Kreta api di halaman depan Lawang Sewu

Sayang sekali, hanya sebentar waktu yang aku punya. Padahal kalau saja aku bisa lebih lama di Semarang bersama Rara mungkin kami akan mengunjungi tempat-tempat yang lebih seru. Walaupun sebenarnya dia lagi dalam masa ujian.
Menyenangkan sekali walau hanya dua hari J. Setelah magrib, aku kembali ke Salatiga. Naik bus di Ada Banyumanik di antar Rara J
Makasiiii untuk waktunya ^_^

Dokumentasi: Lawang Sewu










Miniatur Lawang Sewu

2 komentar:

  1. kerennnn :D gokil hihi.. ngakak pas baca ara kurang peka :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahahahahahaha
      Bisa diklarifikasi lagi kalau ngga setuju :D

      Hapus