Ternyata Kota Solok punya tempat
penyulingan minyak “SERAI”
Kita pasti
pernah mendengar kata “Gunakanlah Produk dalam Negeri”. Yapz, kata-kata ini
pernah diikut sertakan dalam sebuah iklan suatu prodak. Ngomong-ngomong soal
iklan, bukan bermaksud mengiklankan hanya saja saya tertarik dengan hal ini,
makanya saya selipkan di blog saya. Hehehehehehe
Sebelum masuk ke
inti tulisan yang lagi saya ketikan, saya akan bercerita panjang mengenai
bagaimana saya bisa sampai menemukan tempat penyulingan ini. Semoga pembaca
ngga bosen ya… hoho
Libur semester
V, setelah berkutat dengan kegiatan kampus yang notabenenya disibukkan dengan
kegiatan, tugas, praktek dan ujian, kami
para mahasiswa diberi kesempatan oleh pihak universitas untuk refresh sejenak
dari rutinitas perkuliahan. Tentu, kesempatan ini tidak disia-siakan. Umumnya,
para mahasiswa pada pulang, berlibur dan mencari tempat rekreasi. 2 minggu saya
berlibur ke tanah kelahiran bapak di Salatiga Jawa Tengah. (Perjalanan Liburan,
next page). Maaf ya pembaca, saya memang sering begitu, loncat sana-sini. Gatal
rasanya tangan ini, pengen menceritakan semuanya. Asyiknya liburan bersama
keluarga. Hahahahahaha
Oke, langsung ke
inti cerita. Jadi, setelah pulang dari Salatiga saya mendadak jadi tukang ojek.
Sebenarnya bukan mendadak, tapi sudah menjadi kegiatan rutin kalau saya pulang
kerumah ngantarin Mbah Putri kesana kemari (maklum, cucu tertua).
Jadi ojek pribadinya
mbah putri (nenek saya-keturunan Solok asli-Usmaini namanya) sangat
menyenangkan. Ada banyak cerita yang dpat dijadikan pelajaran disana. Termasuk
kegiatan yang satu ini. Pagi itu, kalau ngga salah 16 Januari lalu saya
mengantar mbah keladang, terus ngumpul sama anggota kelompok tani yang lain,
dan berangkat ke Laiang. Sebelumnya mbah memang sudah merekomendasikan saya
untuk membawa kamera dan mengabadikan kegiatan yang akan dilakukan disana. Saya
ngga tau persis itu kegiatan apa, yang jelas ada ibu-ibu PKKnya, dihadiri Ibu
Wali Kota dan mungkin beberapa jajarannya. Ada yang meliput juga.
Kelompok tani
Kalumpang Saiyo (Mbah putri salah satu anggotanya) mendapat undangan untuk ikut
serta menghadiri acara yang saya ngga tau dalam rangka apa (Saya juga enggan
bertanya).
Mbah Putri (Kiri) & Andung (Kanan) |
“SEKILAS INFO”
Beberapa hal
yang saya tahu tentang kelompok tani ini: Kelompok ini merupakan salah satu
kelompok petani yang ada di Kota Solok. Di Ketuai oleh “Pak Guru”. Kalau saya
ngga salah, beliau ini ngajar di alahan panjang (Saya lupa nama daerahnya). Mbah bilang,
tu tempat masih primitive. “Ilmunya kuat” (Mistic). Kelompok tani Kalumpang
Saiyo telah terbentuk beberapa tahun lalu (Kata mbah sih sudah lama, sebelum
mbah pensiun kelompok ini juga sudah ada). Sekarang anggotanya ada dua puluh
orang. Kelompok ini seperti bintang yang berkelap kelip, kadang hidup, kadang
mati, kadang redup, kadang kliatan, kadang ngga. Nah, sekarang mereka bangkit
kembali. Tu lagi buka lahan sewaan yang nantinya akan ditanami serai.
Kembali ke inti
cerita, Samapai di lokasi saya sudah melihat banyak orang termasuk diasana
pegawai pemerintahan, dari pertanian kali ya (Selain ibu-ibu PKK dan ibu Wali
Kota seperti yang telah saya ceritakan tadi). Sayangnya saya terlambat, So, saya
ngga tau persis rangakaian acaranya seperti apa. Ketika saya datang,
reporternya sudah asyik mengambil-ngambil gambar dan mengulang-ulang adegan
penyulingan minyak serai.
Danil apa Denil
ya??? Begitulah orang-orang disana memanggilnya (Saya belom sempat kenalan, apa
lagi ngobrol panjang), dialah orang yang berperan penting disini. Tempat
penyulingan minyak itu dibuat oleh beliau sendiri (Kabar yang saya dengar),
beliau juga sudah 2X ke Jepang melakukan studi banding.
Dari kegiatan
inilah saya jadi tahu bahwa ternyata Kota Solok punya tempat penyulingan serai.
Dan telah menghasilkan minyak serai. Kalau sehari-hari kita sering mendengar Teh Sari Wangi, sekarang malah ada yang namanya Minyak “Sarai Wangi”.
Minyak Sarai
ini, asli buatan dalam kota sendiri. Kota Solok. :D :D :D
Minyak ini dapat
digunakan untuk Rematik, Encok, Pegal-Linu, Digigit binatang berbisa, sakit
gigi, dan patah tulang kalau saya tidak salah dengar. Bagi yang berminat silahkan
datang langsung ke Laiang atau kunjungi apotik terdekat.
Gambar1.Tempat Daun Serai Yang akan disuling |
Gambar 2. Tungku Pembakar |
Gambar3. Tempat Pendingin |
Gambar4. Finish |
Saya ngga tau pasti gimana prosesnya, kalau boleh nebak-nebak prosesnya seperti ini: Daun-daun serai yang telah dipanen dimasukkan kedalam tempat yang ada di gambar1. Kemudian, panaskan tempat yang ada di gambar2 dengan memasukkan kayu bakar, atau hal-hal lain yang bisa dibakar. Setelah itu, minyak seraipun jadi... Silahkan ambil dari tempat yang terdapat di gambar3. Hehehehe
Lantas, bak air yang di gambar 4 apa gunanya??? Penasaran??? Itu digunakan sebagai pendingin agar minyaknya ngga menguap. Sekian
Dari Sawah Piai
Kota Solok, Wara Frizzy Melaporkan ^_^
hhahhaa,,, waaa,, kereen mbak,, apalagi kalau mbak bisa sharing2 sama bpk yg studi banding ke jepang :)
BalasHapustapi endingnya jadi ingat tugas komunikasi :P
Bukan bapak-bapak i...
HapusMasi abang-abang,. :)
Hahahaha.. Iya, tugas komunikasi. Kebetulan juga kelompok wara dapat bagian berita..
hwaa.. Laiang hebat ya, memproduksi minya sarai.. semoga terus berjalan dan bisa berkembang.
BalasHapusmudah2an Bundo nyampe ke sana suatu saat, biar ketemu sama mbah Putri dan cucunya yang cantik ini. :)
Aaaaammmiiinnnn ^_^
Hapus