Ini kisah lanjutan. Lanjutan kisah
yang harus segera dituang agar semua tahu betapa bahagianya jadi orang baik, dipercaya
banyak orang. Bukan hanya banyak orang, tetapi juga binatang.
Ini kisah sepasang burung, burung
bodoh menurutku.
Burung yang membuat aku senang,
burung yang membuat ku perhatian, burung yang berhasil mengambil perhatian,
burung yang memberi informasi, burung yang membuat ku mengamati.
Kisah ini kisah lanjutan, tentang
sepasang burung madu cantik bercorak kuning-hitam.
Kamu tahu, aku tidak pernah tahu bagaimana
kelanjutan cerita seekor anak burung madu yang menetas itu. Dua minggu
meninggalkan rumah membuatku tak memikirkan hal itu. Membiarkan semuanya
berjalan sesuai rencana Tuhan. Tak bertanya, tak ingin tahu.
Minggu ini kepulanganku, aku
pulang dengan perasaan rindu. Rindu keluarga, orang tua, adik dan saudara.
Suasana rumah selalu membuatku bahagia. Bercengkrama, bercerita, teriak-teriak,
menjahili. Tetap tak bertanya, tak ingin tahu. Sampai Ibu memberi tahu.
“Wara, anak burung nya mati. Ibuk
penasaran, kok ngga bunyi-bunyi? Waktu di periksa ternyata udah ngga bernyawa,
membelakngi lubang. Udah keras dan akhirnya Ibuk buang”.
“Ha?! Iya bu????”
“Iya, mungkin karna ngga dikasih
makan induknya.!”
“Lho, kok bisa?”
“Takut kali. Bapak bilang,
mungkin karna suara lonceng”
Ya, mungkin benar yang dibilang
bapak. Pintu rumah yang merupakan akses menuju ruang tamu dari ruang keluarga memang
dipasangkan sebuah figura yang di bawahnya bergantung lonceng. Setiap pintu
dibuka, loncengnya pasti akan berbunyi keras sekali. Ditambah lagi rumah yang
posisinya berada di pinggir sawah membuat lonceng itu sering bersuara akibat
hembusan angin liar pesawahan.
Pintu menuju ruang tamu |
Figura |
Penampakan sawah disamping rumah, diambil dari jendela ruang tamu |
Kasian sekali. Tapi, itu semua
tidak membuat pasangan burung madu ini menyerah. Mereka membuat sarang baru
untuk menghasilkan keturunan baru. Hey.! Kurasa mereka percaya pada kami.
Percaya kalau keluarga ini tak akan menganggu, merusak apalagi menyakiti. Tidak
takut-takut. Kali ini mereka telah berani. Meski banyak aktivitas dan suara
pukulan karna bapak lagi hobi maku-in kursi. Hehehe
Burung madu membuat sarang baru
di pohon yang sama. Kali ini sedikit lebih tinggi dari posisi sebelumnya. Meski
diamati, Ibu mendekati, Bapak bikin kursi, si burung tetap beraksi, cocok bagi
yang ingin meneliti, melihat langsung proses pengerjaan konstruksi. Terbang,
datang, pergi, bolak-balik membawa dedaunan dan bunga-bunga tua untuk membangun
rumah mereka.
Good luck dan semangat ya.!
Semoga berhasil bangunannya, cocok keadaannya, menetas telur-telurnya, banyak
keturunannya, biar rumah jadi rame di penuhi burung-burung cantik nan merdu
suaranya. ^_^
Temani Ibuk dan bapak dirumah
yaaa... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar