Kamis, 26 September 2013

D-O-N-G-E-N-G

Jangan heran, karna memang ini hanya karangan. Karangan dari sebuah khayalan yang diangkat dari kisah nyata. Kisah yang sangat nyata hingga dianggap sebagai fiktif belaka. Kesamaan nama, tokoh, karakter hingga detail cerita harap dimaklumi saja. Karena memang, saya menyukainya. Menyukai ketikan saya. Hahahahahahaha

Disebuah negeri yang kaya sekali, hiduplah Papa peri dan Ibu peri serta dua anak mereka Pangeran Ori dan Putri Zizi. Mereka adalah sebuah keluarga yang Sakinah dengan hadiah Mawadah Warahmah. Suatu hari, Pangeran Ori dan Putri Zizi ingin bermain. Sayang seribu kali sayang, hanya ada empat penduduk di negeri yang sangat kaya itu. Selama bertahun-tahun, Pangeran Ori hanya bermain dengan Putri Zizi. Mereka mulai bosan dan meminta kepada Papa Peri untuk mendatangkan beberapa teman.
“Ayahanda, bolehkah Ananda meminta sesuatu?”
“Tentu nanda, apapun yang Ananda minta akan Ayah kabulkan.! Sebutkanlah anakku, Apa yang kau inginkan?”
“Kami ingin punya banyak teman, bisakah engkau kirimkan teman yang banyak ke negeri ini ayah?”
Papa peri terdiam. Mengangguk.
“Em, Ayah tidak bisa menjanjikan itu anakku. Namun, akan segera ayah carikan. Sementara waktu bermainlah bersama Ibu dahulu. Ayah akan mencarikan teman”
***

Hay, aku Wara dan aku adalah seorang tentara. Eh, bukan. Manusia maksudnya. Ops, Ya benar. Dalam cerita ini aku akan menjadi seorang teman. Teman yang baik hati, suka berbagi. Oya, satu lagi. Aku Wara dan aku seorang wanita. Bukan pria.! Ingat ya, “Bukan Pria”.! Hahahahahahah *Devil
Hey, Aku Wara dan aku suka makan. Makan banyak hal, memakan berbagai hal. Apapun itu. Yihha.!!!
Woy, Aku Wara.! Aku bukan bunglon tapi aku bisa beradaptasi seperti bunglon.
Aku bukan peniru, tapi aku bisa menirukan berbagai hal.
Aku adalah “Wara” dan aku suka bermimpi.

Ntah dengan apa. Papa peri berhasil mengundang Wara Frizzy, Yonha Yelmiranti, Pak Wink, Rika Guci, Devi Sukra, dan Yogie kedalam dunia tanpa nama. Mungkin itu adalah negeri para dewa.
***

Baik-baik, jangan heran para pembaca. Tulisan ini sengaja dibuat seperti ini. Bagi yang merasa bosan, enggan membaca, silahkan tinggalkan halaman ini. Gerakkan mouse Anda. Klik close tab or other, yang membuat Anda tersingkir dari halaman ini. Atau berdoa, semoga buferingnya lama, halamannya ngga kebuka, atau ada kesalahan saat membaca. Hihihi

Next

Ini bukan cerita dongeng, ini kisah nyata yang akan segera di publish agar dunia bisa membaca. Agar seluruh dunia tau kami punya cerita. Ini cerita kami. Kisah para peri, para raja, para dewa. Eh, Bukan kami. Tapi saya. Menceritakan semua tanpa seizin yang punya. Ini kisah tentang Pak sabun cuci dan Bu sabun mandi.
***

Deskripsi:
Pak sabun cuci   : Supertinggi, berkaca mata, jarang mandi. Eh, maaf. Wangi sekali. *Nyengir
Bu sabun mandi  : Super pendek, bermata dua. *manyun (kehabisan kata)
***

Tempat apa ini? Wara bingung. Memandangi sekitar. Ini adalah sebuah istana megah. Tinggi kokoh. Serasa dimimpi.
“Hey Wara.! Ayo bangun.!” Wara nepuk-nepuk pipinya sendiri.
Ada sebuah meja panjang dengan banyak kursi. Masing-masing tempat duduk telah berisi. Hanya ada satu kursi tinggi yang belum diduduki. Kursi itu bermerk. Ada nama “Wara” pada sandarannya.

“Silahkan duduk Wara.! Itu kursimu, silahkan duduk sesuka mu.!” Seorang laki-laki jangkung tinggi berjubah dan bermahkota menyuruh Wara untuk duduk.

“Terimakasih Om”, Wara yang tidak tahu, memanggil Om pada Papa peri.

“Woke.! Lengkap sudah, selamat datang tamu undangan, mau pesan apa? Ada banyak menu disini, mulai dari MaBel Sor, Jus Koco Sur, hingga menu kangen” Papa peri dengan senag hati menawarkan.

“Menu kangen seporsi Om.!” Sahut pak sabun cuci.

Semua sahut-sahutan hingga pesanan dihidangkan.
Sembari makan, Papa peri menerangkan.

“Saudaraku seklian, tinggallah di Negeri ini dan bermainlah bersama kami.!”
***

Prosesi makan berlangsung hikmat hak hak hak, meskipun pake galak-galak. Wara yang lola lidahnya terpleset hingga menyebut Pak sabun cucu.
Hadddduuuuu,, semua berargumen. Elak-elakan. Wara lola, wara bingung. Ini tempat apa?
Sebut saja “Lucu-lucu galah se lah”.
Meski dalam ketikan ini ngga ada yang lucu, “Galak se lah”.
Meski garing, tetap “Galak se lah”
Yang penting “Galak” se lah.

Bukan, bukan ini inti ceritanya. Ini adalah cerita tak berkesudahan. Cerita ngga jelas ujung pangkalnya. Kisah ini adalah kisah bersama dengan gaya cerita berbeda, dan wara mulai pusing menjelaskannya.
***
Ini kisah bebas, boleh ditambahkan oleh siapapun. Ini ketikan ngasal Wara yang kesekian kali dengan ketidak jelasan dan kegalauan hati.
Sumpah.! Lagi galau banget…. Huuuuuuaaaaaaaaaaaaaa
Hikz… hikz..
Cibi-cibi-cibi, hikz-hikz,-hikz
***
Semua tamu undangan berkenalan, satu persatu menyebut nama berslaman. Bercerita, ngobrol, tersenyum, tertawa.
Oh no, ada yang nakal. Yonha menjambak rambut wara,.

Hey, ada apa?
Jahat bangat sih?!
Wara murka.

Pertengkaran sengitpun terjadi.
Taraaaa,, taraaaa,,,
Ini adalah pertengkaran antara dua wanita sejati.
Yang lain ketakutan, hanya menonton dan diam.

Pertengkaran ini harus segera diselesaikan. Pak Sabun cuci mulai angkat bicara.

“Waraaaaa.. Yonhaaaa… Dengarkan abang mu ini. Jangan bertengkar, kalian dah besar. Dilarang jambak-jambakan. Semoga yang berantem di bottakkan.!”

Yonha tak terima, dia merasa disalahkan.!
“Pak sabun cuci jaek he.! Jaek bana nyo.! Manga bado’an lo urang botak.! Pak Wik (sebutan pak sabun cuci) Jaeeekkk.!”

“Jangan marah Yonha Maya… cup.. cup.. cup..”

“Aku ngambok, ndak sapo-sapo pak sabun cui lae dooo.. hhuuuuuhh”

Kali ini perseteruan terjadi antara Yonha dan Pak sabun cuci. Semua mata tertuju pada mereka.!
Pak sabun cuci   : Alhamdulillah.. Yona ngambok. Berarti saya tidak akjan disapa pak sabun cuci lagi. Assseeeekkkk…

Yonha                   : Heh, jangan seneneng dulu ya.! Tunggu pembalasanku anak ketek.!

Pak sabun cuci akhirnya mengalah, perseteruan ini akan semakin panjang jika tak ada yang mau mengalah.

“Siapa nih yang dikatan yona anak ketek? Aku sudah menjulang kayak gini.. Yonhaaaa.. senyum dunk.!”

“Males senyum nyo.!” Yonha tetap pada pendiriannya. Merasa tidak terima.

Cuuuup.. cuupp.. cup.. Senyum dong Yonhaaa, Jangan gitu laaahhhh.. Nanti kebawa mimpi lhooo.. Hehehehe.
Pak wings memberikan lollipop gembira pada Yonha
Sekarang Yonha sudah baik kembali. Tersenyum dan tertidur hingga esok pagi

_The End_

Jadi kesimpulannya: Senyum itu adalah ibadah dan senyum dapat membuat kita awet muda, Mari menebar senyum saudara-saudara semua.
Wassalam

Note: Bagi yang tidak senang dengan dogeng ini, silahkan complain dengan cara; ketik nama, alamat dan uneg-uneg Anda. Kirimkan pada kolom komentar dibawah ^_^

Ini tulisan paling ngga nyambung yang wara punya. Huuuaaaa.. Selesai sudah, saatnya bertugas... 

2 komentar:

  1. ..Hahaha..creativ,,inofatif..Trus kisah permintaan anak peri td gimana tuh lanjutannya ??haha

    BalasHapus
  2. wuuuuiiiiiiihhhhhhh..... bisa barubah jadi dongeng nan manyajuak an mato katiko mambaco... indah bahaso katiko mandanga... inilah lika liku pertemanan dalam pergaulan... garah, cando, gurau.. indak manyakik an hati... palapeh panek sasudah bakarajo.. intinyo pabanyak galak nan bakatiko.... lanjutkan kreasimu.. mantaffffp

    BalasHapus