Oke, mungkin
menunggu yang mereka maksud “dalam konteks lain”. Dalam artian menungggu
hal-hal yang disadari. Misalnya, rapat jam 2 kemudian menunggu kehadiran
anggota rapat yang datang telat atau menunggu datangnya si Do’i untuk pergi
kencan.
Padahal semua
yang kita lakukan itu adalah menunggu. Menunggu hasil usaha misalnya atau menunggu
untuk pencapaian mimpi-mimpi. Emmmppp,,, memang sulit melihat batasannya.
Sayang, tak semua orang menyadarinya. Kenapa mesti marah-marah ketika orang
lain datang terlambat. Apakah karna kita telah lama menunggu? Harusnya, kita
bisa sedikit bersabar untuk mengatasinya. Bisa saja dia (yang telat) lagi ada
urusan di jalan. Waktunya bisa kita gunakan untuk mengerjakan hal-hal lain yang
lebih bermanfaat. Atau, jika kita punya urusan lain yang lebih penting,
tinggalkan saja. Kan jam yang di tentukan sudah lewat batas janji.
Terlepas dari
itu semua, aku menikmati berbagai macam bentuk menunggu. Aku pernah menunggu
seseorang dari pagi hingga sore hari. Waktu itu, aku menunggui sepupuku yang
sedang melaksanakan kegiatan ESQ. Untungknya, aku bisa berputar-putar dan
menikmati keindahan kampusnya. Menikmati jeritan dan teriakan dari luar
ruangan. Mensyukuri keindahan alam ciptaan Tuhan.
Sampai
sekarangpun, aku sedang menunggu. Menunggu jawaban dari seseorang.
Menunggu itu
melatih kesabran.
Hampir semua
orang mengidentikan menunggu itu dengan keterlambatan. Kalau seseorang
menunggu, pasti harus ada yang telat datangnya, makanya jadi menunggu. Padahal
ngga begitu.
Telat. Memang aku
kurang menyukai keterlambatan. Mengutip salah satu sindiran dari temanku “Pantas
saja karet langka di Indoesia, karna digunakan untuk memproduksi jam katret”.
Tetapi aku harus bisa mengambil sisi baiknya.
Mari berfikir,
jika hari ini aku mengatakan bahwa aku sedang menunggu untuk sampai di alam
akhirat, alam kekekalan, menunggu untuk bisa bertemu Sang Pencipta, menunggu
datangnya kematian apakah aku harus menyalahkan Tuhan karna telat mencabut
nyawaku? Atau, ketika aku menunggu sebuah pencapaian tertinggi, semua yang aku
cita-citakan tercapai, apakah aku harus menyalahkan Tuhan karna telat
mengabulkan do’a-do’aku?
Aku rasa banyak
yang akan bingung dengan ketikan ini. Yang jelas, nikmati saja prosesnya. Maka
kamu akan bahagia ^_^
2 perspektif
berdeda.
Sebenarnya apa
sih arti kata MENUNGGU?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar