Minggu, 24 Maret 2013

Salahkan Kamera

Minggu lalu saya dan rekan-rekan melaksanakan kemping dalam rangkaian acara Aplikasi Psikologi (Appsi) di Kecamatan sipisang, sipinang, duo kali sabaleh kanagarian Anduriang Kayu Tanam. Hampir seluruh masyarakat psikologi yang mengikuti kegiatan ini berpanas-panasan, termasuk saya.
Karena saya tidak membawa kamera, saya tidak dapat memamerkan lokasi. Dideskripsi-in aja ya,,, jadi lokasinya itu dikelilingi oleh bukit barisan, daerahnya berupa lembah berisi sawah-sawah yang dialiri sungai. Banyak kerbau, kambing, dan bajak.
Sungai yang terdapat dilokasi ini adalah sungai hidup. Maksudnya, sungai ini digunakan oleh warga sekitar untuk melakukan aktifitas sehari-hari yang berhubungan dengan air seperti mencuci, mandi, BAB, BAK, pokoknya hal-hal yang berhubungan dengan perairan. Maklum, sebagian besar penduduk tidak memiliki kamar mandi dirumah mereka.
Apa hubungannya dengan salah kamera?
Begini saudara, tiba-tiba kulit kami berubah menjadi eksotis. Menghitam terbakar terik matahari. Padahal, selama disana matahari sama sekali tak memperlihatkan bentuknya. Mendung menyelimuti lokasi, kadang-kadang hujan datang mengunjungi. Tapi, ntah kenapa, cuaca didaerah itu selalu saja terasa panas. Panasnya membakar kulit, membuat perih.
Bukan, bukan ini maslahnya.
Beberapa hari setelah Appsi, saya dan member LF mengunjungi kota Payakumbuh. Waktu itu hari selasa, sohib kami Yori kemalangan. Ibu (Kakak Mama) meninggal. Sebagai bentuk turut berduka dan rasa belasungkawa, kami bertakziah kerumah Yori.
Dari rumah Yori, kami naik angkot ke pasar untuk menyicipi soto Che yang katanya sangat enak. Udah lama sih, saya pengen nyoba.
Payakumbuh sangat panas. Kami harus berjalan beberapa kilometer untuk bisa sampai dilokasi kuliner.
Iiiiiiiiiii,,,kok ketikannya jadi panjang gini ya…
Jadi, intinya: selayaknya wanita, yang narsisnya ketulungan. Kalau Nampak kamera, maunya foto aja. Samapai bingung mau bergaya seperti apa. Saking banyak jepret, sampe lupa kalau fotonya udah ribuan. Apalagi kalau liat kaca, diskon belanjaan, produk kosmetik.. Haduuhhhh,,,
Sohib-sohib ini req ke saya minta fotonya diunggah. Yasudah, saya unggah semampu saya (Cuma 4 foto dari sekian banyak foto yang tumbuh subur di ponsel saya). Eeeee,,, baru saja selesai diunggah, muncul di branda, tiba-tiba muncul celotehan “Palak”, “Jujur Bana Kameranyo”, “Sini Aku Editin”.
Buju buseeeettt,, salahkah kamera saya yang telah jujur memampangkan dan mengabadikan wajah-wajah yang ada????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar