Gaangguan makan
merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola
makan dan cara untuk mengontrol berat badan.
2 tipe utama
gangguan makan:
·
Anoreksia Nervosa
Merupakan
gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan
dibawah standar normal, citra tubuh yang terdistorsi, ketakutan tang mendalam
akan bertambahnya berat badan dan pada wanita amenorhea
Kasus:
Karen
(22 tahun) adalah anak seorang dosen bahasa inggris yang terkenal. Ia telah
memulai studinya yang sangat menjanjikan di universitas pada usia 17 tahun.
Tetapi, 2 tahun yang lalu, setelah muncul beberapa “masalah sosial”, ia kembali
tinggal dirumah dan mengambil kursus yang lebih ringan bebannya di universitas
lokal. Karen tidak pernah mengalami berat badan berlebih, tetapi sekitar
setahun yang lalu ibunya memperhatikan bahwa ia semakin terlihat seperti
“tengkorak”.
Karen
menghabiskan banyak waktu setiap harinya untuk berbelanja di supermarket, toko
daging, toko kue, menyediakan makan untuk orang tua dan adik-adiknya. Gaya
hidup dan kebiasaan makannya memancing argumentasi yang berbeda didalam
keluarganya. Pihak ayahnya menginginkan keluarga untuk sabar menghadapi Karen;
sedangkan di pihak ibunya menghendaki Karen untuk di konfrontasi. Ibunya
khawatir bahwa bersabar seperti yang di inginkan Ayahnya sama saja dengan
mengantarkan Karen perlahan-lahan ke “liang kubur”, sehingga ia menginginkan
Karen ditempatkan di tempat perawatan “untuk kebaikan dirinya”. Orang tuanya
akhirnya berkompromi dan memutuskan evaluasi rawat inap.
Dengan
tinggi lika kaki, karena terlihat seperti remaja 11 tahun. Hidung dan tulang
pipi menonjol tajam. Bibirnya penuh, tetapi warna merah tidak natural seperti
terlalu banyak dicat untuk acara pemakanan. Berat badan Karen hanya 78 pon,
tetapi ia berpakaian dalam blus sutra yang bergaya, scraf, dan celana baggy
sehingga tidak seincipun dari tubuhnya dapat terlihat.
Karen
berusaha keras untuk mengingkari bahwa ia memiliki masalah. Ia merasa bentuk
tubuhnya “sesuai yang diinginkannya” dan ia mengikuti latihan aerobik setiap
hari. Akhirnya disepakati bahwa Karen dapat mencoba pengobatan rawat jalan saja
selama berat badannya tidak turun lagi dan ia menunjukkan penambahan berat
badan setidaknya sampai 90 pon. Perawatan mencangkup sehari dirumah sakit
dengan terapi kelompok dan dua kali makan sehari. Namun kenyataannya Karen
hanya memainkan makanannya saja-memotongnya, sedikit menjilatnya, dan
meletakannya kembali dipinggirnya-dan tidak memakannya. Setelah 3 minggu berat
badan Karen turun lagi. Pada titik itu, orang tuanya pun memintanya untuk
mengikuti program penanganan rawat inap,
dimana perilaku makannya dapat dimonitor dengan lebih hati-hati.
·
Blumia Nervosa
Merupakan
suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang
diikuti olehpembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, di ikuti oleh
perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh.
Kasus:
Jessica
adalah seorang mahasiswi jurusan komunikasi berusaha 20 tahun saat ia
berkonsultasi ke psikolog untuk pertama kalinya. Bertahun-tahun ia telah
menyimpan rahasianya dari semua orang termasuk tunangannya, Ken. Ia dan Ken
berencana untuk menikah 3 bulan lagi. Ia memutuskan bahwa telah tiba saatnya
untuk akhirnya mengutarakan masalahnya. Ia mengatakan kepada psikolog bahwa ia
tidak ingin membawa masalahnya sampai ke pernikahanya nanti karena tidak akan
adil bagi Ken. Saya mengatakan, “Saya tidak mau ia juga harus menghadapi
masalah ini. Saya mau menghentikannya sebelum pernikahan. Saya harus makan
banyak dan memuntahkannya”.Jessica mulai menjelaskan masalahnya, “saya terus
menerus makan banyak dan memuntahkannya semua. Hal itu membuat saya merasa
bahwa saya terkontrol, tetapi sebenarnya tidak.” Untuk menutupi rahasianya, ia
akan mengunci diri di kamar mandi, menyalakan air dalam bak untuk menutupi
suara muntahnya. Kemudian ia akan membersihkan diri dan menyemprotkan pewangi
ruangan untuk menyamarkan bau yang menganggu. “Satu-satunya yang curiga,”
katanya dengan malu-malu, “adalah dokter gigi saya. Ia mengatakan bahwa gigi
saya mulai rusak karena asam lambung.”
Berbagai faktor
saling berkaitan dalam menyebabkan gangguan makan:
Faktor Sosiokultural
::>Tekanan yang
berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standar kurus yang tidak realistis
Faktor Psikologis
::>Diet yang
kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol yang
diikuti kontrol dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan yang bersifar
bulimik
::>Ketidakpuasan
pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat
badan yang diinginkan
::>Merasa kurang
memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan lain selain diet
::>Kesulitan
berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
::>Kebutuhan
psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir secara dikotomis
atau hitam-putih
Faktor Keluarga
::>Keluarga dari
pasien gangguan makan sering sekali memiliki karakteristikyang sama, yaitu
adanya konflik, kurangnya kedekatan dan pengasuhan, serta gagakl dalam
membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan mereka
::>Dari
perspektif sistem keluarga, gangguan makan pada anakperempuan dapat
memberikeseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan
perhatian dari masalahkeluarga ataupun masalah pernikahan
Faktor Biologis
::>Ketidakseimbangan
yang mungkin terjadi pada sistem neurotransmiterdi otak yang mengatur mood dan
nafsu makan
::>Kemungkinan
pengaruh genetik
Pendekatan
Penanganan
Pendekatan
Biomedis
::>Perawatan
dirumah sakitmungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat
badan yang sehat atau pasien blumia mengatasi siklus makan berlebih lalu
mengeluarkannya dalam kasus dimana terapi rawat jalan telah gagal
::>Pengobatan
anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan mengubah proses
kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari
Psikoterapi
::>Terapi
psikodinamika bertujuan untuk mengeksporasi atau menyelesaikan konflik
psikologis yang ada
Terapi
Behavioral Kognitif
::>Untuk
membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang
self-defeating serta mengembangkan kebiasaan kebiasaan makan dan pola berfikir
yang lebih sehat
::>Modifikasi
perilaku membantu pasien anoreksia yang dirawat dirumah sakit untuk
meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku
makan yang tepat
::>Pemaparan
terhadap pencegahan respons membantu individu blumia untuk menoleransi memakan
makanan yang menuntut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan
mengeluarkannya
Terapi Keluarga
::>Dapat
digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara
anggota keluarga
Sumber: Psikologi Abnormal Edisi ke-5 Jilid 2 (Jeffrey S. nevid, dkk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar