Rabu, 25 Juli 2012

Gangguan Makan


Gaangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan dan cara untuk mengontrol berat badan.
2 tipe utama gangguan makan:
·         Anoreksia Nervosa
Merupakan gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan dibawah standar normal, citra tubuh yang terdistorsi, ketakutan tang mendalam akan bertambahnya berat badan dan pada wanita amenorhea
Kasus:
Karen (22 tahun) adalah anak seorang dosen bahasa inggris yang terkenal. Ia telah memulai studinya yang sangat menjanjikan di universitas pada usia 17 tahun. Tetapi, 2 tahun yang lalu, setelah muncul beberapa “masalah sosial”, ia kembali tinggal dirumah dan mengambil kursus yang lebih ringan bebannya di universitas lokal. Karen tidak pernah mengalami berat badan berlebih, tetapi sekitar setahun yang lalu ibunya memperhatikan bahwa ia semakin terlihat seperti “tengkorak”.
Karen menghabiskan banyak waktu setiap harinya untuk berbelanja di supermarket, toko daging, toko kue, menyediakan makan untuk orang tua dan adik-adiknya. Gaya hidup dan kebiasaan makannya memancing argumentasi yang berbeda didalam keluarganya. Pihak ayahnya menginginkan keluarga untuk sabar menghadapi Karen; sedangkan di pihak ibunya menghendaki Karen untuk di konfrontasi. Ibunya khawatir bahwa bersabar seperti yang di inginkan Ayahnya sama saja dengan mengantarkan Karen perlahan-lahan ke “liang kubur”, sehingga ia menginginkan Karen ditempatkan di tempat perawatan “untuk kebaikan dirinya”. Orang tuanya akhirnya berkompromi dan memutuskan evaluasi rawat inap.
Dengan tinggi lika kaki, karena terlihat seperti remaja 11 tahun. Hidung dan tulang pipi menonjol tajam. Bibirnya penuh, tetapi warna merah tidak natural seperti terlalu banyak dicat untuk acara pemakanan. Berat badan Karen hanya 78 pon, tetapi ia berpakaian dalam blus sutra yang bergaya, scraf, dan celana baggy sehingga tidak seincipun dari tubuhnya dapat terlihat.
Karen berusaha keras untuk mengingkari bahwa ia memiliki masalah. Ia merasa bentuk tubuhnya “sesuai yang diinginkannya” dan ia mengikuti latihan aerobik setiap hari. Akhirnya disepakati bahwa Karen dapat mencoba pengobatan rawat jalan saja selama berat badannya tidak turun lagi dan ia menunjukkan penambahan berat badan setidaknya sampai 90 pon. Perawatan mencangkup sehari dirumah sakit dengan terapi kelompok dan dua kali makan sehari. Namun kenyataannya Karen hanya memainkan makanannya saja-memotongnya, sedikit menjilatnya, dan meletakannya kembali dipinggirnya-dan tidak memakannya. Setelah 3 minggu berat badan Karen turun lagi. Pada titik itu, orang tuanya pun memintanya untuk mengikuti program penanganan  rawat inap, dimana perilaku makannya dapat dimonitor dengan lebih hati-hati.
·         Blumia Nervosa

Merupakan suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti olehpembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, di ikuti oleh perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh.

Kasus:
Jessica adalah seorang mahasiswi jurusan komunikasi berusaha 20 tahun saat ia berkonsultasi ke psikolog untuk pertama kalinya. Bertahun-tahun ia telah menyimpan rahasianya dari semua orang termasuk tunangannya, Ken. Ia dan Ken berencana untuk menikah 3 bulan lagi. Ia memutuskan bahwa telah tiba saatnya untuk akhirnya mengutarakan masalahnya. Ia mengatakan kepada psikolog bahwa ia tidak ingin membawa masalahnya sampai ke pernikahanya nanti karena tidak akan adil bagi Ken. Saya mengatakan, “Saya tidak mau ia juga harus menghadapi masalah ini. Saya mau menghentikannya sebelum pernikahan. Saya harus makan banyak dan memuntahkannya”.Jessica mulai menjelaskan masalahnya, “saya terus menerus makan banyak dan memuntahkannya semua. Hal itu membuat saya merasa bahwa saya terkontrol, tetapi sebenarnya tidak.” Untuk menutupi rahasianya, ia akan mengunci diri di kamar mandi, menyalakan air dalam bak untuk menutupi suara muntahnya. Kemudian ia akan membersihkan diri dan menyemprotkan pewangi ruangan untuk menyamarkan bau yang menganggu. “Satu-satunya yang curiga,” katanya dengan malu-malu, “adalah dokter gigi saya. Ia mengatakan bahwa gigi saya mulai rusak karena asam lambung.”

Berbagai faktor saling berkaitan dalam menyebabkan gangguan makan:
Faktor Sosiokultural
::>Tekanan yang berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standar kurus yang tidak realistis
Faktor Psikologis
::>Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol yang diikuti kontrol dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan yang bersifar bulimik
::>Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat badan yang diinginkan
::>Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan lain selain diet
::>Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
::>Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir secara dikotomis atau hitam-putih
Faktor Keluarga
::>Keluarga dari pasien gangguan makan sering sekali memiliki karakteristikyang sama, yaitu adanya konflik, kurangnya kedekatan dan pengasuhan, serta gagakl dalam membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan mereka
::>Dari perspektif sistem keluarga, gangguan makan pada anakperempuan dapat memberikeseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan perhatian dari masalahkeluarga ataupun masalah pernikahan
Faktor Biologis
::>Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistem neurotransmiterdi otak yang mengatur mood dan nafsu makan
::>Kemungkinan pengaruh genetik

Pendekatan Penanganan
Pendekatan Biomedis
::>Perawatan dirumah sakitmungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat atau pasien blumia mengatasi siklus makan berlebih lalu mengeluarkannya dalam kasus dimana terapi rawat jalan telah gagal
::>Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan mengubah proses kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari
Psikoterapi
::>Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksporasi atau menyelesaikan konflik psikologis yang ada
Terapi Behavioral Kognitif
::>Untuk membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang self-defeating serta mengembangkan kebiasaan kebiasaan makan dan pola berfikir yang lebih sehat
::>Modifikasi perilaku membantu pasien anoreksia yang dirawat dirumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat
::>Pemaparan terhadap pencegahan respons membantu individu blumia untuk menoleransi memakan makanan yang menuntut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan mengeluarkannya
Terapi Keluarga
::>Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara anggota keluarga

Sumber: Psikologi Abnormal Edisi ke-5 Jilid 2 (Jeffrey S. nevid, dkk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar